Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

5 Hal yang Ingin Dilakukan untuk Menuju Rumah Minim Sampah


Di beberapa postingan terdahulu saya sudah menyebutkan kalau saya sedang belajar tentang zero waste. Alhamdulillah nih pas banget di komunitas yang saya ikuti yaitu Ibu Profesional Lampung ada rumbel (rumah belajar) baru yaitu Rumbel Hijau yang punya tagline Hijau Bumiku untuk Generasiku. Kalau ada teman belajar gini kan lebih semangat ya. 

Apalagi di rumbel ada teman yang udah nyobain macam-macam action demi berkontribusi untuk menjaga kelestarian Bumi. Pernah juga saya tulis bahwa sudah lama merasa pengelolaan sampah adalah PR besar untuk saya. Karena itu di tahun 2019 ada 5 Hal yang Ingin Dilakukan untuk Menuju Rumah Minim Sampah. 

1. Mengolah Sampah Organik Rumah Tangga dengan Teknik Pengomposan

Suka merasa bersalah nggak kalau ada makanan sisa? Selain mubazir nggak kemakan dan akhirnya jadi sampah pula, dibuang ke tong sampah, dibawa petugas kebersihan, trus numpuk di TPA hu hu hu. Ternyata sampah organik bisa diubah jadi kompos. 

Kalau mendengarkan pengalaman teman atau intip-intip di medsos, sepertinya nggak sulit. Bahkan bisa juga dilakukan di rumah yang halamannya sempit atau bahkan nggak punya halaman (tanah). Tapi tetap ada tata caranya dan ini dia yang harus dipelajari. Supaya kita bisa mengolah sampah organik jadi kompos yang lebih bermanfaat.

2. Mengkategorikan (Memilah) Sampah

Kalau saya pikir-pikir nih ya, selain sampai sisa makanan, sampah rumah tangga saya sebagian besar didominasi oleh plastik ntah itu kantong plastik atau plastik kemasan makanan dan minuman. Selain itu ada juga sampah kardus, kotak, atau kertas. Oh iya, untuk sampah organik juga ada yang nabati dan hewani.

Ada lagi nih yang meski jarang tapi juga harus diperhatikan, yaitu sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun seperti semir sepatu, aerosol, obat-obatan kadaluarsa, minyak oli, larutan pembersih, aki mobil, bahkan sterofoam dan baterai!!!

3. Memilih Teh Tubruk Dibanding Teh Celup

Nah saya baru tau nih kalau kantong teh celup itu terbuat dari serat sintetis yang nggak bisa terurai hu hu hu. Berarti bener si Papa dong yang lebih sering bikin teh tubruk. Dan ada satu lagi nih yang ingin dilakukan, memilih teh tawar tanpa gula aja dibanding teh manis supaya lebih sehat.

4. Berinvestasi untuk Benda-Benda Pengganti Plastik Sekali Pakai

Belajar zero waste memang bukan berarti apa-apa harus baru. Misalnya karena disarankan membeli makanan atau membawa bekal dengan wadah seperti rantang, trus jadi bela-belain beli wadah baru sementara di rumah ada wadah plastik food grade yang masih bisa dipakai. Tapi ada kalanya memang kita harus beralih ke benda-benda yang lebih ramah lingkungan. 

Salah satu yang ingin saya coba adalah sikat gigi bambu. Saya baru tau nih kalau plastik sikat gigi itu baru bisa terurai setelah 400 tahun! Karena itu saya ingin mencoba sikat gigi dari bahan yang lebih ramah lingkungan. Kalau yang sudah saya lakukan adalah membawa sedotan stainless steel sebagai pengganti sedotan plastik sekali pakai. 

Memang harganya lebih mahal ya, kurang lebih Rp 10.000 - Rp 15.000/buah. Tapi bayangkan deh dalam sehari berapa juta sedotan plastik dipakai orang di seluruh dunia. Berapa persen yang benar-benar didaur ulang? Berapa persen yang akhirnya terbuang ke laut? Dan ini belum termasuk sampah plastik jenis lain. 

5. Membuat Sabun dari Minyak Jelantah

Yang ini ngeri-ngeri sedap nih, soalnya salah satu bahan pembuatannya adalah soda api. Karena itu agaknya butuh praktik serius bareng teman-teman lain he he. Kenapa mau belajar membuat sabun dari minyak jelantah? Karena memang minyak bekas tuh nggak boleh dibuang sembarangan seperti ke saluran bak cuci piring atau ke selokan, selain mencemari juga bisa bikin mampet lho. So lebih baik disulap jadi sabun batangan yang bisa dipakai untuk mencuci pakaian.

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin saya lakukan berkaitan dengan zero waste ini, tapi sementara cukup lima dulu deh. Lima hal inipun kalau dilakukan dengan konsisten (based on yang saya baca-baca di medsos dan internet) bisa amat sangat mengurangi sampah rumah tangga. Mudah-mudahan makin banyak ibu yang tergerak untuk belajar zero waste juga demi kelestarian Bumi. 

Comments

back to top