Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Cerita Toilet Training dengan Ecobum


Ada yang bilang lebih cepat anak belajar toilet training lebih baik. Sebaliknya, ada juga yang berpendapat nggak perlu buru-buru mengajari anak toilet training. Kalau saya termasuk yang mana? Kapan waktunya Rayyaan belajar toilet training? Lebih cepat atau ntar-ntar saja?

Saya cenderung memilih untuk melatih Rayyaan BAK dan BAB di toilet kalau dia sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan dan sebagai ibu juga harus sudah siap he he. Saya pernah beberapa kali mencoba menerapkan toilet training pada Rayyaan termasuk saat usianya belum 2 tahun. Tapi saat toilet training baru berjalan beberapa hari, kok Rayyaan selalu sakit. Meski sakitnya 'cuma' batuk pilek, tapi karena ia belum bisa menahan pipisnya, jadi sering sekali pipisnya bocor. Kasihan juga kalau sedikit-sedikit harus ganti baju dan ganti celana di saat ia sedang batuk pilek. Terutama kalau ngompol di malam hari, tidurnya jadi terganggu sekali. Akhirnya proses toilet training saya stop.

Ada pertimbangan lain yang membuat saya akhirnya beberapa kali menunda toilet training. Pertama karena Rayyaan memang minumnya banyak sekali. Sekali minum bisa habis satu gelas. Efeknya ia jadi sering pipis. Kalau dipakaikan celana kain dan pipisnya bocor ia juga masih cuek berlari sana-sini. Saya juga jadi khawatir ia akan terpeleset lantai yang basah karena pipisnya. Dan yang terakhir memang mau nggak mau kerjaan saya jadi cuma ngurusi pipisnya Rayyaan saja soalnya sedikit-sedikit pipis, sedikit-sedikit pipis. 

Credit pic: architectureartdesigns.com

Saya akui jadi agak susah mau mengerjakan pekerjaan yang lain sementara mikirin apakah Rayyaan bakal pipis trus lari-lari trus kepeleset, gimana kalau pup, dsb dsb he he. Oh iya, ada satu hal lagi yang jadi pertimbangan yaitu penyapihan. Saya pernah membaca kalau waktu sapih sebaiknya tidak bersamaan dengan waktu toilet training karena anak bisa merasa overwhelmed alias kewalahan. Usia 2-2,5 tahun memang waktu saya lebih serius menyapih Rayyaan sampai akhirnya ia 'lulus'.

Usia 3 tahun baru deh saya kembali lebih serius mengajarinya toilet training. Apalagi saat ia baru berulangtahun yang ke-3. "Kan Rayyaan sudah lebih besar ya sekarang. Pipis dan pupnya di kamar mandi ya." Dan saya mulai lebih sering lagi memakaikan celana kain. Awalnya masih sering pipis di celana sih. Saat diajak pipis ke kamar mandi malah jawabannya "Geli, Mamah!" ahahahaha. Tapi lama kelamaan ia jadi suka kalau diajak pipis di kamar mandi. Meski kadang tiap 5-10 menit ngajak ke kamar mandi ya nggak apa-apa he he. Tapi di malam hari masih saya pakaikan popok. 

Sekarang ia sudah sering bilang "Mau pakai celana pipis (celana kain), popok kan untuk adik bayi." dan sudah mulai suka mengeluh nggak nyaman kalau pakai popok he he. Sudah terasa mungkin ya, lebih enak kalau pakai celana kain. Saat tidur siang dan malam bahkan Rayyaan sudah lumayan sering nggak ngompol sama sekali. Tapi bukan berarti saya nggak punya PR sih, masih ada. PRnya adalah supaya Rayyaan bisa bebas popok saat berpergian dan mau pup di kamar mandi (untuk yang satu ini memang masih agak ogah-ogahan, karena tiap merasa mau pup Rayyaan maunya ngumpet di sudut rumah dan nggak mau ditemani). Rayyaan sudah pernah sekali pergi berenang tanpa pakai popok jadi mudah-mudahan sebentar lagi ia bisa 100% lulus toilet training. Aamiin. 

Training pants Ecobum.

Nah kalau saat Rayyaan masih bayi saya pernah memakaikan clodi supaya pipis dan kotorannya tidak offside kemana-mana, saat proses toilet training Rayyaan ini saya juga dibantu oleh training pants dari Ecobum. Awalnya saya khawatir training pants yang bisa berfungsi sebagai swim diaper ini bakal terlihat bulky di Rayyaan tapi ternyata tidak. Rayyaan nyaman-nyaman saja memakainya. Permukaan bagian dalamnya lembut dan bagian pinggirnya juga tidak membuat Rayyaan merasa risih atau gatal. Training pants ini sendiri dilengkapi dengan kancing yang bisa dijepretkan sesuai kebutuhan. Maksudnya bagaimana itu? He he. Maksudnya kalau untuk anak yang lebih besar kancingnya bisa dijepretkan dalam posisi lebih longgar. Training pants ini bisa dipakai untuk anak dengan berat badan 8-20 kg.

Bagian dalam training pants Ecobum.

Bagian pinggir training pants Ecobum.

Training pants memang tidak menyerap pipis sebanyak clodi. Maksudnya kalau clodi bisa menahan sampai beberapa kali pipis (apalagi kalau pakai double insert), training pants ini hanya bisa menahan dua kali pipis (untuk ukuran Rayyaan yang banyak minum). Di pipis yang ketiga training pantsnya terasa basah dan memang tujuannya supaya anak risih tapi pipis nggak mbleber he he. Buat malam hari juga oke kalau mau jaga-jaga just in case si bocah ngompol. Buat pergipun sama. Kalau kebetulan anak asyik main sampai lupa bilang mau pipis kan at least nggak kemana-mana tuh pipisnya dan sampai 2 kali pipispun celana luarnya insyaa Allah nggak akan basah karena pipisnya diserap dan ditahan oleh training pants.

Yang membedakan training pants Ecobum dengan training pants merk lokal lainnya adalah kebanyakan training pants lokal berbahan kaos katun seperti bahan celana dalam. Namun Ecobum training pants bahannya seperti cover clodi dan ada lapisan waterproofnya jadi pipis anak tidak akan bocor. Meski begitu anak tetap bisa belajar rasa basah karena bagian dalamnya ada yang terbuat dari bahan bamboo yang bersifat lembab. Oh iya, lapisan waterproofnya juga yang membuat training pants ini bisa berfungsi sebagai swim diaper.

Berhubung training pants ini bisa dicuci dan dipakai lagi otomatis bisa bikin hemat popok dan mengurangi sampah ya, bisa diwariskan juga ke adik-adiknya. Namun tentu saja mencucinya harus bersih dan kalau mau mencuci bersih tapi lebih hemat air bisa menggunakan Ecowash Laundry Ball dan intip tipsnya di postingan Agar Hemat Air Saat Mencuci Baju.

Sementara untuk para mommies yang sudah rasan-rasan mau mengajak anaknya toilet training, ada beberapa info yang bisa disimak mengenai kesiapan anak:

Tanda-Tanda Fisik

- Sudah bisa berjalan dan bahkan berlari dengan mantap.
- Buang air kecil dalam jumlah cukup banyak salam waktu waktu.
- Buang air besar pada waktu yang relatif sama setiap harinya (misalnya cenderung buang air besar sekitar jam pagi setiap hari).
- Tidak ngompol dalam rentang waktu dua jam.
- Tidak ngompol saat tidur siang yang waktunya jauh lebih pendek dibanding waktu tidur malam (artinya otot kandung kemih sudah mulai bisa menahan pipis).

Tanda-Tanda Lewat Perilaku

- Mampu duduk diam di satu posisi selama 2-5 menit.
- Dapat menarik celananya ke atas dan ke bawah.
- Tidak suka perasaan basah atau kotor di popok atau celananya.
- Menunjukkan tanda fisik atau verbal kalau ia ingin buang air besar (misalnya seperti berjongkok, mengejan, atau langsung berkata kalau ia ingin buang air besar).
- Menunjukkan kalau ia merasa sudah besar atau ingin melakukan sesuatu sendiri.
- Mau diajak belajar menggunakan toilet.
- Bangga saat dipuji akan keberhasilan melakukan sesuatu.

Tanda-Tanda Kognitif

- Menyadari tanda-tanda fisik kalau ia ingin buang air kecil atau buang air besar dan bisa memberitahu orang dewasa bahkan menahan sampai ia masuk kamar mandi.
- Bisa mengikuti petunjuk sederhana seperti "Ambil mobil-mobilan itu."
- Mulai paham kalau setiap benda ada tempatnya masing-masing (misalnya baju di lemari baju, sepatu di rak sepatu, dsb).
- Punya istilah/kata-kata untuk BAK dan BAB (seperti 'pipis' dan 'pup').

Dan bagi kita para orangtua ada hal lain lagi yang harus diperhatikan. Ternyata kita tidak boleh membuat toilet training seolah menjadi beban bagi anak apalagi sampai marah-marah dan menghukumnya. Mungkin maksud kita supaya anak cepat lulus toilet training. Namun ternyata hal ini malah bisa membuat anak tertekan, malas melakukan toilet training atau malah jadi susah BAB. Selain itu kita juga tidak perlu galau dengan komentar orang lain terhadap anak kita, yang penting berikan anak waktu, beri semangat, dan biarkan menjalani proses belajar sesuai kesiapannya.

Bacaan:

Babycenter - Potty Training Readiness Checklist.
Wolipop - Kesalahan Orangtua Saat Melatih Anak Toilet Training.

Comments

  1. Replies
    1. Iya sebelumnya agak geli (campur risih) pas diminta buka celana/popok untuk pipis. Sama gurunya juga belum mau bilang mau pipis. Sudah ada perasaan risih sama orang lain.

      Delete
  2. Bersyukur banget anak-anakku gampang banget pas dilatih toilet training ini. Tapi kalo malem sebelum tidur..pas mereka sudah mau "fly" aku bisikin supaya nggak ngompol, kalo mau pipis harus dikamar mandi dan sabagainya. Ajaib..mereka nggak pernah ngompol..hehe

    ReplyDelete
  3. Baru tahu ada training pants. Praktis juga ya... Kalo aku kemarin ngajarinnya, dengan ngajakin dia pipis tiap mau tidur, bangun tidur, dan beberapa jam sekali. Trus jeli sama gesture dia kalo kebelet pipis. Dan tiap sampai di suatu tempat pas jalan2, misal di mall, pasti ke toilet dulu. Semoga Rayyan sukses toilet trainingnya ya.. :)

    ReplyDelete
  4. kalau pengalamanku, anak pertama yang pakai toilet training, anak kedua dan ketiga bablas, belajar langsung di kamar mandi :))))
    Kebetulan anak-anakku juga langsung yang suka bilang kalau mau pipis atau pup, dan ngeliat dari gesture badan aja kalau kebelet kan suka wajahnya mengerut gitu :D

    ReplyDelete
  5. ayo rayyaaannn semangat yak, go go go, rayyan pati segera lulus toilet training :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top