Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Kue Lumpur Keju

Kue Lumpur Keju.

Sudah lama ya tidak ajak Rayyaan turun ke dapur. Bocahnya kabur ke dapur sih sering he he, tapi sudah lama nggak diajak memasak/membuat sesuatu. Beberapa hari lalu saya baru membeli cetakan kue lumpur karena ngiler dengan foto plus resep kue lumpur dari seorang teman. 


Kebetulan nih, Rayyaan suka banget makan kue lumpur. Biasanya sih beli di kios jajanan pasar di supermarket terdekat. Tapi biasanya hanya dibelikan 2 atau 3 buah he he. Ya harga kue lumpurnya memang lumayan. Sebuah Rp 2.500. Wajar sih karena rasanya juga enak. Tapi kan pengen juga ya bisa membuat kue lumpur sendiri. Jadi walau cetakannya harganya lumayan, sekitar Rp 78.000 tapi bahannya tebal, nggak apa-apa deh. Soalnya kalau melihat resep dan cara pembuatannya, sepertinya mudah dieksekusi nih. Kan bisa jadi oleh-oleh juga kalau mau mampir-mampir ke rumah kerabat.

Baca: Resep Sambal Oncom.

Pinjam dapurnnya Eyang dulu.

Karena proses pembuatannya yang tidak rumit, saya mengajak Rayyaan untuk ikut bantuin ngaduk-ngaduk adonan kuenya. Ini dia resep dan cara membuatnya. Resep ini dari ibunya kakak Asa yaitu Mbak Ratna Handayani, saya mencoba setengah resep dulu. Dan karena Rayyaan tidak suka kismis, untuk toppingnya saya gunakan keju. Resep aslinya silakan dibaca di sini.

Bahan:

1. 125 gram kentang, kukus, haluskan.
2. 125 gram terigu protein sedang (saya pakai Segitiga Biru).
3. 125 gram gula pasir.
4. 100 gram margarin, cairkan.
5. 250 ml santan, didihkan, dinginkan.
6. 2 butir telur.
7. Keju parut secukupnya.

Baca: Resep Sayur Lode Tahu Tempe Cabai Merah.

Cara membuat:

1. Tuang santan yang sudah dingin ke dalam wadah berisi kentang yang sudah dihaluskan. Menuangnya sedikit demi sedikit ya, sambil diaduk rata.
2. Dalam wadah terpisah, kocok lepas gula dan telur.
3. Masukkan campuran santan dan kentang ke dalam campuran gula-telur, aduk rata.
4. Masukkan terigu sedikit demi sedikit, aduk rata.
5. Masukkan margarin cair sedikit demi sedikit, aduk rata.
6. Saring supaya dihasilkan adonan yang 'halus'.
7. Olesi cetakan kue lumpur dengan margarin.
8. Panaskan dengan api kecil, tanda cetakan sudah siap adalah saat ditetesi sedikit adonan, adonan berbunyi mendesis. Tidak butuh waktu lama kok untuk memanaskan cetakannya.
9. Tuang adonan ke dalam cetakan, tutup.
10. Saat sudah setengah matang, beri taburan keju parut.
11. Tutup lagi cetakannya, panggang hingga kue matang.

Baca: Resep Kwetiaw Goreng.

Apinya imut saja.

Jika menggunakan api sekecil seperti pada foto, butuh waktu sekitar 10 menit agar kue matang. Sebenarnya bisa ditambah waktu pemanggangannya supaya bagian bawah dan pinggirnya agak kecoklatan seperti kue yang sering saya beli. Supaya lebih cantik gitu deh warnanya. Saya pernah beli yang bagian bawahnya coklat sekali tapi tidak terasa gosong kok he he.


Sepertinya saya kurang banyak nih menuang adonannya. Hanya separuh ketinggian cetakan. Next time bisa ditambah sedikit lagi supaya kuenya lebih tebal. Tapi tadi kuenya sudah matang luar dalam kok he he. Setelah matang, kuenya juga mudah dilepaskan dari adonan. Dari setengah adonan ini dihasilkan 14 buah kue lumpur, tapi kurang tebal hi hi.

Masih dipanggang.

Lalu bagaimana rasanya? Saat kue sudah cukup dingin untuk dimakan Rayyaan, reaksi pertamanya adalah "Sedapnyeeeee!" Saya sampai bengong sekaligus geli he he. Bisa berekspresi begitu pasti karena nonton Upin Ipin. Tapi kuenya memang beneran enaaaaaak. Bahkan Eyangnya bilang lebih enak dibanding kue lupur yang biasa saya beli. Yah namanya juga dagang, Eyang. Kalau mau rasa premium pasti harganya juga lebih mahal hi hi.

Oh iya, Rayyaan juga ikut bantuin bikin kuenya lho. Bantu aduk-aduk adonannya. Begitu tau kalau hari ini mau bikin kue memang sudah ribut saja nih bocah. Meski adonanya ada yang menetes kemana-mana, tapi nggak apa. Sekalian belajar masak ya, Nak. Terima kasih resepnnya Ibu Asa. Rayyaan suka! Rayyaan suka!

Comments

  1. Hahaha... tu bocah jadi ngingatin saya sama masa kecil yang tiap kali ibu buat kue, pasti ada saya di situ nemanin dan belajar buat kue juga.

    Ngomong-ngomong, ternyata ada juga kue yang namanya kaya gitu. Baru dengar juga, tapi jadi pengen nyoba kuenya setelah liat yang dibuat dan baca ceritanya yang dibilang enak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin di daerah lain ada kue serupa tapi namanya beda he he

      Delete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top