Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Mahalkah Harga Jasa Foto Produk?


Berawal dari melihat pertanyaan di sebuah grup foto produk "Berapa sih standar foto produk di daerah X?", saya jadi membulatkan tekad menulis blogpost tentang tarif foto produk. Benaran cuma karena membaca pertanyaan itu aja? Nggak ding ha ha. Latar belakangnya juga karena curhatan para fotografer rumahan tentang komentar orang-orang mengenai tarif foto produknya.

Fotografer rumahan? Ya karena circle teman cekrek saya sih memang kebanyakan perempuan yang motret produknya tuh di rumah. Meski belum punya studio foto khusus dan memanfaatkan salah satu pojok rumah, bukan berarti kalau ada job nggak dilakukan dengan serius lho ho ho ho.



Kembali ke topik harga ya. Siapapun yang pernah berjualan baik produk maupun jasa mungkin pernah dapat komentar "Ih kok mahaaal? Bisa ditawar nggak?" Bener nggak? Nah kalau yang ditawarkan jasa, plus produknya digital gimana? Pernah nggak sih dianggap "Ah kan cuma gitu aja, kok segitu harganya?" Mungkin karena nggak ada bentuk fisiknya ya, he he. Jadilah tarif foto produk sering dibilang mahal.

Keuntungan menggunakan jasa foto produk


Sesuatu bisa dibilang mahal kalau harganya lebih dari sepatutnya. Tapi menggunakan jasa foto produk banyak keuntungannya lho, misalnya:

  1. Tidak perlu repot memotret produk sendiri.
  2. Foto bisa digunakan berulang kali untuk membuat berbagai konten promosi.
  3. Produk difoto dengan peralatan profesional.
  4. Mendapatkan foto dengan resolusi yang baik.
  5. Promosi gratis apabila fotografer mengunggah foto produk di halaman medsosnya.


Alur foto produk


Untuk poin pertama ingin saya bahas secara khusus nih. Mau tau nggak seperti apa sih di balik layar pemotretan sebuah produk? Alurnya bagaimana ya?

  1. Pembuatan konsep (seperti apa stylingnya, pencahayaannya, properti yang akan dipakai, dan biasanya dibuat juga sketsanya).
  2. Persiapan perlengkapan yang akan digunakan (meja, alas, properti, lampu, soft box, tripod, kamera, dsb).
  3. Penataan komposisi di atas meja dan di atas wadah makan (kalau produknya adalah produk makanan).
  4. Sesi pemotretan (beda sudut pengambilan artinya harus ada penyesuaian komposisi).
  5. Membereskan perlengkapan (termasuk mencuci wadah makan he he).
  6. Menyortir foto.
  7. Post processing dengan aplikasi seperti Lightroom atau Photoshop.
Lumayan juga kan alurnya he he Selain itu, dalam proses pembuatannya juga perlu modal lain berupa peralatan. Apa saja yang biasanya dipakai ya?


Peralatan dan perlengkapan untuk foto produk


  1. Kamera. Namanya membuat foto produk ya pasti butuh kamera, baik itu DSLR atau mirrorless. Harganya tentu saja bervariasi. Makin bagus kualitasnya biasanya ya pasti lebih mahal, bisa mencapai belasan bahkan puluhan juta rupiah. 
  2. Tripod. Alat ini dibutuhkan untuk menyangga kamera. Jadi fotografer tidak perlu bolak-balik mengambil dan meletakkan kameranya. Selain itu tripod juga berfungsi mencegah hasil fotonya blur karena pergerakan tangan. 
  3. Lensa. Biasanya kamera dilengkapi dengan lensa kit. Namun untuk hasil yang lebih optimal, fotografer sering membeli lensa yang lebih sesuai untuk foto produk. 
  4. Artificial light alias cahaya buatan. Untuk memotret produk tidak bisa terus-terusan mengandalkan cahaya matahari yang intensitasnya berubah setiap saat dan tergantung dengan cuaca. Jenis dan harganya juga bermacam-macam. Ngomong-ngomong, banyak lho fotografer rumahan yang menggunakan lampu studio profesional demi hasil yang lebih baik.
  5. Alas dan background foto. Bahannya bermacam-macam mulai dari kayu, canvas, PVC, dan kulit sintetis
  6. Berbagai properti. Mulai dari piring, gelas, talenan, bunga kering, serbet, dan lain sebagainya. Buat apa sih? Yah buat variasi dong he he. Kebayang nggak kalau ada lima klien yang sama-sama punya produk pempek dan difoto dengan properti yang sama semua?


Software (perangkat lunak)


Tadi kan saya sempat menyebutkan ya, salah satu alur foto produk adalah post processing. Untuk post processing ini dibutuhkan software atau perangkat lunak seperti Photoshop dan Lightroom. Memang apa sih fungsinya post processing? Intinya untuk meningkatkan kualitas foto. 


Kelas fotografi 


Untuk meningkatkan pengetahuan dan skill khususnya tentang foto produk, ada macam-macam kelas yang bisa diikuti. Kan bisa belajar dari internet secara gratis? Iya sih, tapi nggak dipungkiri toh belajar langsung di sebuah kelas dari ahlinya akan menghemat waktu dan tenaga. Kelas semacam ini banyak jenisnya. Mulai dari kelas dasar, styling, lighting, editing, dan sebagainya. 


Workshop Product Styling by Kompakers Lampung





Semua perlengkapan seperti kamera canggih, perangkat lunak, hingga kelas fotografi nggak akan bermanfaat kalau nggak digunakan dan diterapkan ilmunya. So pasti harus banyak latihan memotret ya.

Saat ada yang membuka jasa foto lalu kita menggunakan jasanya, sebenarnya nih  kita membayar untuk: ide dan kreativitasnya, keahliannya, waktu dan tenaga, serta peralatan yang digunakan untuk membuat foto produk tersebut. Selain itu juga juga kita membeli hak guna foto produk dengan harga (tarif) yang disepakati (baca juga: Mengenal Hak Cipta dan Hak Pakai dalam Karya Fotografi).


Nggak perlu khawatir untuk bertanya soal tarif foto produk ke teman-teman yang membuka jasa foto ya, terutama ke saya hi hi. Nanya aja mah nggak bayar. Tapi memang jangan heran kalau nggak langsung dijawab berapa tarif fixednya. 

Karena memang tarif foto produk itu bisa tergantung tingkat kesulitan konsep, jumlah produk, hingga berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakannya. Ini juga sebuah investasi bisnis karena fotonya bisa digunakan untuk promosi di media sosial, marketplace, situs, banner, brosur, kemasan, dan lain-lain. 


Comments

  1. teman saya juga ada yang menjadi fotografer produk mbak, kebetulan dia terkena phk dari perusahaannya jadi dia mencoba bangkit dengan menerima jasa foto produk, hasilnya bagus2 loh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu Mba. Fotografer aja banyak yang kehilangan job saat pandemi. Misalnya yang motret wedding, outdoor dsb. Jadi foto produk makin banyak dilirik. Nah, mereka motret buat cari nafkah kan. Kasian banget klo ada yang nawar sadis tarifnya.

      Delete
  2. Mba, fotonya bagus-bagus bangeeeet..dilihat dari effortnya memang jasa foto produk itu sudah sesuai banget. Perjalanan dari mulai nyiapin set sampe editting Aku kagum banget sama photografer tuuuh

    ReplyDelete
  3. Keberadaan jasa foto produk ini sangat membantu para UMKM juga. Sekarang semua hampir serba digital, para pelaku UMKM yg jualan makanan atau apapun mereka banyak yg kesulitan untuk urusan foto. Karenanya kerjasama ini sangat diperlukan...

    ReplyDelete
  4. Mba, fotonya bagus-bagus bangeeeet..dilihat dari effortnya memang jasa foto produk itu sudah sesuai banget. Perjalanan dari mulai nyiapin set sampe editting Aku kagum banget sama photografer tuuuh

    ReplyDelete
  5. kalo moto sendiri memang lebih ribet ya, karena perlengkapan yang dipakainya juga bnayak, apalagi jika kita tidak hobi foto memoto. Jadi kalau ada jasa foto produk, memang lebih membantu. Dan sekarang sepertinya banyak ya jasa ini

    ReplyDelete
  6. Salut deh dengan mba Heni yang menurutku kualitas foto makanannya bagus sekali. Aku agak kurang telaten menatanya dengan baik seperti yang mba Heni lakukan

    ReplyDelete
  7. Sampe ke bawah nyari rate harga foto produk tapi nggak ketemu. Hehe. Mungkin memang agak sulit mematok harga fix ya kecuali bagi yang udah pro . Dulu sempet hobi banget fotografi ini, sekarang karena kesibukan jadi terabaikan

    ReplyDelete
  8. Mahal murah memang relatif, ya. Asalkan jangan ketemu aja sama orang yang suka bilang, "Ihi gitu aja kok mahal" Saya suka sebel dengernya wkwkwkw.

    Padahal dari sesuatu yang katanya 'gitu aja' tuh ada proses. Saya baca artikel ini aja semakin memahami bahwa memotret produk tuh gak asal cekrek trus jadi

    ReplyDelete
  9. Temen2 food blogger di Bandung larinya sekarang ke jasa poto produk dan konsultan, sering konsultasi ke aku soal rate. Ga gampang buat menjadi ahli dengan ciri khas motretnya. Begitu pun soal harga, apalagi kalo ke temen ga pernah kasih tarif, menyesuaikan mereka juga.

    ReplyDelete
  10. Yaampuuun, hasil jepretannya bagus-bagussss banget, mba! Langsunh jatuh hati 😍

    Ujame juga megang kamera, dan beberapa kali juga foto produk kantor. Jadi, paham bgt konsep dan alurnya gak mudah sampai final. Apalagi buat dapetin hasil secantik foto-foto mba 😍

    ReplyDelete
  11. memang saat ini banyak jenis jasa yang ditawarkan ya mba. Kalau memang sesuai dengan ya kita inginkan kenapa tidak ya

    ReplyDelete
  12. Cakep cakep fotonya mbaaaaa! Aku sebenernya juga kepo lo Mbak berapa sebenernya rate foto produk itu yang fair....

    ReplyDelete
  13. pengalamanku saat menjalankan bisnis, foto produk yang bagus itu ngefek ke penjualan. selain menunjukkan profesionalitas, itu juga bakal menunjukkan keunikan produk itu sendiri. kalau soal mahal atau endaknya, relatif :D

    ReplyDelete
  14. Ya Allah..
    Semua mata pasti suka kalau fotonya cantik begini.
    Sangat menggoda yaa..

    Dan yang paling unik adalah konsep di setiap foto.

    ReplyDelete
  15. menghargai sebuah karya fotografer, tidak masalah mnurut saya klo membayar dengan harga yg agak mahal..krn emang susah lho klo ambil angle aplg makanan

    ReplyDelete
  16. Ketika hasil foto bagus dan menghasilkan lebih banyak pelanggan maka harga menjadi tidak mahal. Sebaliknya ketika foto biasa-biasa aja dan tidak ada pembeli, nah ini menjadi mahal. Tetap semanagt kak!

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top