Lama tidak mengisi blog ini dan tulisan pertama di tahun 2022 diawali dengan cerita seputar terinfeksi virus Covid-19 varian Omicron 😂 Setelah dua tahun menjadi pejuang tetap negatif, qodarulloh terpapar virus ini juga.
Gejala Awal Terkena Omicron yang Saya Rasakan
Awalnya Minggu sore tanggal 6 Februari lalu saya merasa kepala cenat-cenut. Apa mungkin tekanan darah saya sedang rendah ya? Sakit kepala ini kembali saya alami Senin dan Selasa, dibarengi dengan tubuh yang lemah, letih, lesu. Selasa pagi sempat merasa segar. Tapi setelah memasak kok badan jadi lemas lagi.
Awalnya saya kira ini hanya efek vaksin booster yang saya dapat sehari sebelumnya (5 Februari). Syukurlah saat itu kantor suami memang sedang WFH, jadi ada yang bisa menemani anak-anak beraktivitas saat saya tidak enak badan.
Hari keempat dan kelima (Rabu dan Kamis) saya merasa badan jadi agak greges-greges, kedinginan kalau terkena angin dari luar rumah atau udara dari AC. Saya pikir ini karena cuara mendung, udara dingin, dan lagi-lagi efek vaksinasi.
SpeedLab Pulomas ada di parkiran Jakarta International Equestrian Park. |
Hari keenam saya sempat bersin-bersin. Badan juga masih terasa agak dingin kalau habis terkena air. Setelah keramas kadang kepala terasa sedikit pusing. Tenggorokan juga sempat agak gatal. Tapi secara umum sih badan sudah tidak lesu seperti tiga hari pertama. Saya juga mulai pakai masker di rumah. Saya pikir kalau misalnya ini gejala batuk pilek biasa, ya pakai masker juga supaya tidak menulari anak dan suami.
Hari ketujuh saya mulai batuk sedikit. Mulai lebih kepikiran deh. Perlu tes nggak ya? Soalnya kalau efek vaksinasi kok sampai beberapa hari begini? Akhirnya setelah ngobrol dengan teman yang baru selesai menjalani isolasi mandiri, sayapun mendaftar untuk tes PCR di SpeedLab Pulomas, Jakarta Timur.
Hasil Tes PCR
Esok harinya sekitar jam 2 siang sayapun tiba di lokasi tes. Saat itu hanya ada sekitar 3 orang yang akan di tes. Tapi ada beberapa mobil mengantri untuk drive thru test. Setelah melapor ke petugas, tak lama kemudian sayapun menjalani tes. Sampel diambil dari hidung dan tenggorokan. Kemudian saya diminta menunggu hasil tes dikirim lewat Whatsapp.
Karena mungkin banyak sampel yang harus diperiksa, maka hasil tes baru saya dapatkan keesokan harinya. Ternyata saya positif terinfeksi Covid-19 varian Omicron! Walau sudah berusaha mempersiapkan diri, ternyata ya cukup kaget juga 😅
Status di Peduli Lindungi. |
Suamipun langsung melapor ke atasannya dan meminta izin untuk ikut isolasi mandiri di rumah. Ternyata dari kantor juga ada edaran terbaru yang isinya WFH diperpanjang sampai Jumat, 18 Februari 2022. Pagi itu juga suami mendaftar untuk tes PCR. Alhamdulillah hasilnya bisa keluar hari itu juga dan hasilnya negatif. Oh iya, ia juga melapor pada ketua RT tempat tinggal kami.
Hasil PCR suami. |
Sementara suami sedang tes PCR, saya mendaftar telemedicine gratis berdasarkan info dari WA Kemenkes. Ternyata pasien isoman selain bisa mendapat telemedicine gratis juga bisa mendapatkan paket obat gratis yang isinya: antivirus, multivitamin, dan paracetamol.
Pesan dari Kemenkes. |
Waktu itu saya mengakses telemedicine di aplikasi Halodoc. Beberapa hal yang ditanyakan oleh dokter yaitu apakah sudah mendapat pesan Whatsapp dari Kemenkes, keluhan apa saja yang dirasakan, obat dan vitamin apa yang sudah diminum, apakah ada riwayat alergi obat, serta apakah sedang hamil atau menyusui.
Memang suami dan anak-anak alhamdulillah tidak bergejala. Sebelumnya saya sempat khawatir, soalnya kan beberapa hari pertama bergejala saya nggak pakai masker tuh di rumah.
Cek saturasi oksigen di rumah. |
Tapi karena hasil positif ini ya walau telat tapi tidurnya pisah kamar deh. Siang hari memang biasanya pintu depan belakang dan semua jendela saya buka. Plus lebih ekstra lagi ikhtiarnya supaya suami dan anak-anak tidak tertular, termasuk dengan membeli air purifier. Tidak lupa saya juga menyiapkan oximeter, kebetulan smartband saya sudah ada fitur untuk mengukur kadar oksigen dalam darah.
LEKA air purifier. |
Lanjut soal gejala Omicronnya ya. Saturasi oksigen saya sempat hanya 92%, tapi selebihnya sih normal di atas 95%. Ada juga dua malam yaitu di hari kesepuluh dan kesebelas di mana saya beberapa kali bangun karena batuk-batuk. Batuknya batuk kering. Tapi alhamdulillah nggak sampai membuat dada jadi sakit atau susah bernafas.
Work from bedroom he he. |
Oh iya, selama bergejala ini saya juga tidak demam dan tidak mengalami anosmia. Kadang ya jadi malas makan aja kalau sedang overthinking gara-gara si virus ini. Tapi kalau sudah rileks sih ya bisa makan dan minum apa saja. Tiga hari terakhir ini alhamdulillah kalau tidur saya tidak batuk-batuk lagi. Jadi insyaa Allah sudah boleh lepas masker di rumah.
Cara Penularan Omicron
Kira-kira di mana ya saya terpapar Omicronnya? Apakah bisa terkena Covid-19 karena booster vaksin Covid-19?
Waktu inkubasi varian Omicron adalah 3 hari. Sementara saya mulai bergejala sehari setelah mendapat booster vaksin. Artinya dua hari sebelum vaksin kemungkinan saya sudah terpapar virusnya. Suami saya juga sudah mendapatkan booster vaksin dan alhamdulilah baik-baik saja. Tidak ada efek setelah booster.
Pasca karantina, butuh stok masker tambahan 😄 |
Kalau berdasarkan catatan belanja, tempat yang saya datangi tiga hari sebelum gejala adalah mini market. Buka-buka masker nggak? Ya nggak dong 😂 Sudah lama juga saya dan keluarga nggak makan di tempat, apalagi berkumpul dengan orang lain selain kami. Masker yang saya biasa saya pakai adalah jenis KF94 atau KN95. Seingat saya juga mini marketnya sedang sepi.
Mungkinkah sirkulasi udaranya kurang baik dan ada pengunjung yang positif tapi tak bergejala dan tak bermasker? Sayangnya memang kalau di mini market kadang masih ada yang tidak bermasker tapi tidak ditegur stafnya 😔 Wallahu'alam ya... Sudah kena ya diterima saja wong sudah kejadian 😂 Toh sudah berikhtiar supaya nggak terpapar.
Ternyata ini dia cara penularan Covid-19 varian Omicron:
- Antarmanusia secara langsung.
- Antarmanusia secara tidak langsung melalui benda atau permukaan yang terkontaminasi virus.
- Menyentuh mata, mulut, dan hidung setelah memegang benda yang terkontaminasi virus Covid-19.
- Terinfeksi dari sekresi yang dikeluarkan dari mulut dan hidung pasien Covid-19 (air liur, sekresi pernafasan, percikan akibat batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi).
- Kontak erat dengan pasien positif Covid-19.
Syukur alhamdulillah gejala yang saya rasakan terbilang ringan. Anak-anak dan suami juga insyaa Allah nggak tertular. Selain itu saya juga masih bisa berkonsultasi pada dokter lewat telemedicine dan bisa mendapatkan obat dan suplemen. Mau memesan makanan atau bahan makanan juga mudah dilakukan lewat SayurBox, dsb.
Pesan bahan makanan di SayurBox. |
Oh iya, jadi kita sudah tahu kan ya mengapa kasus positifnya banyak sekali sekarang. Yaitu karena kombinasi mobilitas masyarakat meningkat selama libur natal dan tahun baru dan karena varian Omicron yang masa inkubasinya lebih singkat sehingga lebih cepat menular. Mudah-mudahan angka positifnya segera berkurang. Aamiin...
Kiriman buah dari anak Jaksel, Novi Nusaiba he he. Thank you! |
Kapan Waktu untuk Tes PCR?
Menurut ahli epidemiologi Melissa Hawkin, PhD, waktu yang tepat untuk tes PCR adalah tiga hari setelah kemungkinan terpapar Omicron. Mengapa? Karena masa inkubasi Omicron yang pendek membuatnya lebih cepat menular.
Karena itu lebih cepat tes, lebih cepat juga kita mengetahui kepastian apakah kita terinfeksi Covid-19 atau tidak. Selain supaya kita bisa lebih cepat mendapatkan penanganan yang tepat, juga untuk mencegah penularan kepada orang lain.
Sebelum tes PCR di SpeedLab. |
Ada lagi nih yang penting, makin cepat dites (tiga hari setelah terpapar/bergejala), makin cepat masa isolasi selesai 😂 Biar nggak seperti saya nih. Meski sudah nggak bergejala sejak 3 hari lalu tapi karena data baru masuk 14 Februari 2022, saya baru resmi bebas masa isolasi lewat tanggal 24 Februari nanti, atau kalau sudah PCR dengan hasil (-) sebanyak 2 kali berturut-turut pada hari kelima dan keenam 😂
Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Divaksin dan Booster
Berarti saya tuh tes PCRnya telat banget ya? Iya hu hu. Bukan nggak mau tes nih, tapi memang awalnya saya kira yang saya alami adalah efek booster vaksin. Tapi ya qodarulloh kemungkinan sudah terpapar sebelum mendapat booster. Menurut ibu Melissa Hawkin, pilek, sakit tenggorokan, dan sakit kepala ternyata tidak boleh diabaikan terutama setelah terpapar.
Berita baiknya nih, orang yang telah divaksinasi dosis lengkap apabila terinfeksi Covid-19 varian Omicron akan mengalami gejala yang ringan. Seperti ini nih gejalanya:
- Bergejala seperti pilek (sakit kepala, nyeri tubuh, sakit tenggorokan).
- Tidak kehilangan indera perasa, penciuman, dan demam.
- Mengalami gejala ringan dan hanya selama satu atau dua hari saja.
- Tidak dirawat di rumah sakit.
Jadi kalau kita melakukan kontak dengan seseorang yang positif Covid-19, sebaiknya melakukan isolasi mandiri atau isoman di rumah selama tiga hari sampai tahu pasti apakah ada gejala penularan. Setelah itu melakukan tes PCR setelah kemungkinan terpapar Omicron.
Syarat Isoman Pasien Covid-19 Varian Omicron
Berdasarkan informasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan RS Yarsi, ketentuan isolasi mandiri adalah sebagai berikut:
Syarat Klinis:
- Usia maksimal 45 tahun.
- Tidak memiliki komorbid.
- Dapat mengakses telemedicine.
- Berkomitmen melakukan isoman sebelum diizinkan keluar rumah.
Main di halaman belakang. |
Syarat Rumah:
- Memiliki kamar terpisah (lebih baik lagi jika terpisah lantai).
- Kamar mandi terpisah dengan penghuni lainnya.
- Memiliki pulse oksimeter.
Jika tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah maka pasien harus melakukan isolasi terpusat pada fasilitas publik yang disiapkan pemerintah/swasta. Selain itu pasien juga harus dalam pengawasan Puskesmas dan satgas setempat.
Masa Isolasi Mandiri Pasien Covid-19 Omicron
Berdasarkan Surat Edaran Nomer HK.02.01/Menkes/18/2022 durasi isolasi pasien Covid-19 tergantung pada kondisi pasien.
Pasien Omicron Tidak Bergejala
Melakukan isolasi mandiri selamasepuluh (10) hari terhitung pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
Pasien Omicron Bergejala Ringan
Melakukan isolasi mandiri sepuluh (10) hari sejak muncul gejala, dan minimal 3 hari setelah bebas gejala.
Bebas gejala = tidak ada gangguan pernafasan.
Apabila di hari kesepuluh pasien masih bergejala, maka masa isolasi mandiri tetap dilakukan sampai gejala hilang ditambah masa isolasi 3 hari.
Pemeriksaan PCR
Masa isolasi bisa diakhiri dengan PCR dengan catatan:
Hasil negatif atau CT > 36 selama uji PCR dua kali berturut-turut pada hari kelima dan keenam.
Tanpa Pemeriksaan PCR
Pasien yang bergejala tidak perlu melakukan tes PCR lagi jika sudah menyelesaikan masa isoman sesuai ketentuan.
Yang Perlu Dilakukan Pasien Covid-19 Saat Isoman
Syukur alhamdulillah ya kalau sakit sekarang kita bisa mengakses telemedicine, termasuk kalau terkena Covid-19. Apalagi bisa kita dapatkan gratis. Ini dia hasil konsultasi saya dengan dokter di Halodoc tentang apa-apa saja yang perlu dilakukan saat isoman:
- Istirahat yang cukup.
- Makan makanan bergizi seimbang.
- Memperbanyak makan sayur dan buah.
- Minum air putih yang cukup.
- Berolahraga rutin minimal 30 menit sehari, 5 hari seminggu.
Cara Mendapatkan Telemedicine dan Obat Gratis dari Kemenkes
Lalu bagaimana cara mendapatkan telemedicine dan obat gratisnya?
- Pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala, berusia min 18 tahun dan berdomisili di tempat yang sudah dicover layanan telemedicine.
- Melakukan tes PCR di lab yang berafiliasi dengan Kemenkes.
- Saat hasil sudah keluar, lab akan mengisi data Sistem Pusat NAR milik Kemenkes. Terkadang memang ada kendala sehingga ada keterlambatan update hasil di Peduli Lindungi.
- Hasil tes PCR kita akan muncul di menu 'Hasil Tes Covid-19' di Peduli Lindungi.
- Setelah data kita masuk ke Kemenkes, akan ada pesan Whatsapp untuk mengakses telemedicine dan mendapatkan obat gratis.
- Mengakses telemedicine di penyedia yang bekerjasama dengan Kemenkes dan memasukkan kode voucher khusus untuk mendapatkan konsultasi dan pengobatan gratis.
- Melakukan konsultasi dan mendapatkan resep dari dokter.
- Mengisi formulir isoman dari penyedia layanan telemedicine.
- Mengunggah resep, NIK, dan alamat di link dari Kemenkes (resepnya harus jelas dan tidak boleh terpotong ya).
- Menunggu obat dikirim.
Layanan Isoman dari Kemenkes. |
Oh iya, bisa saja dokter meresepkan beberapa item tapi tidak semua bisa diklaim ya. Karena tidak semua ditanggung oleh Kemenkes. Kalau obat yang tidak dijamin, bisa ditebus langsung di penyedia layanan telemedicine.
Paket obat yang ditanggung oleh Kemenkes. |
Obat lain yang tidak dijamin bisa ditebus di penyedia layanan. |
Layanan telemedicine dan pengobatan gratis ini memang baru tersedia di Jabodetabek, Bandung, Karawang, Semarang, Solo, Surabaya, Malang, Denpasar, dan Nusa Dua. Berdasarkan info dari Kemenkes, layanan ini akan diperluas ke Medan, Palembang, Makassar, Manado, Balikpapan, dan Banjarmasin. Semoga kota-kota lain juga bisa segera mendapatkan layanan ini.
Semoga layanan ini segera ada di daerah lain. |
Obat dari Kemenkes. |
Memang sih kita harus melakukan tes PCR dulu, dan dilakukan dengan biaya pribadi. PCRnya harus dilab yang berafiliasi dengan Kemenkes ya. Ada nggak sih kemungkinan tes PCR ditanggung BPJS hi hi. Walau biayanya sekarang 'cuma' Rp 275.000, buat sebagian orang kan itu juga lumayan ya.
Di Peduli Lindungi kita bisa mengecek lab mana saja yang berafiliasi dengan Kemenkes. |
Di sini deh dilemanya. Mau tes, biayanya lumayan. Tapi kalau tes, kita bisa tahu lebih pasti terkena Covid-19 atau tidak. Tapi kalau cerita dari teman sih ada juga kantor yang mau membiayai tes PCR untuk pegawainya. Bagus deh ini...
Mudah-mudahan sih tulisan saya bisa bermanfaat ya. Kalau sempat kontak dengan orang yang positif Covid-19 lebih baik melakukan tes. Terutama kalau bergejala.
Tapi kan ini memang musim orang batuk pilek? Masa iya harus tes?
Aplikasi ini nggak hanya untuk scan barcode masuk ke mall ya he he. Yuk eksplorasi fitur-fiturnya. |
Yah, in my humble opinion kalaupun merasa cuma batpil biasa ya tetap saja harus pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak dengan orang lain, dan istirahat dulu di rumah supaya cepat sehat dan tidak menulari orang lain. Kalau sakit yang menular tapi ngotot keluar dan kumpul-kumpul kan bisa membahayakan orang lain 💕 😊💕
Kita mungkin hanya mengalami gejala ringan, tapi efeknya ke orang lain belum tentu. Terlebih ada orang-orang yang memang tidak bisa atau belum bisa mendapatkan vaksin Covid-19. Orang-orang ini bisa jadi ada di circle kita sendiri seperti orang tua, kakek-nenek, om, tante, anak, keponakan yang di bawah usia 6 tahun. Atau orang-orang dengan penyakit yang membuat mereka tidak bisa menerima vaksin Covid-19.
Cek data lab yang berafiliasi dengan Kemenkes di aplikasi Peduli Lindungi. |
Cara Pencegahan Penularan Omicron:
- Membatasi kontak erat antara orang yang terinfeksi minimal 1 meter.
- Gunakan masker di tempat umum.
- Mengidentifikasi orang yang terinfeksi supaya bisa dirawat.
- Orang yang melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19 harus dikarantina.
- Tutup mulut ketika bersin.
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Menghindari tempat ramai, sempit, ruang terbatas, atau tertutup dengan ventilasi yang buruk.
- Memastikan ventilasi ruangan baik.
- Tetap di rumah jika tidak enak badan dan melakukan tes untuk mengetahui apakah terinfeksi Covid-19.
- Menjaga kesehatan fisik dan mental.
Mudah-mudahan kita semua selalu sehat ya, dan yang sakit segera diberi kesembuhan dan bisa sehat seperti sediakala.
Update:
Hari kedelapan bergejala, tes 13 Februari 2022. Hasil keluar tanggal 14 Februari 2022. |
Hasil tes tanggal 20 Februari 2022 (sudah lewat 14 hari setelah pertama kali bergejala) |
Sumber:
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5944829/4-ciri-ciri-gejala-omicron-pada-pasien-yang-sudah-divaksin-dan-booster (diakses 20 Februari 2022).
https://cianjurpedia.pikiran-rakyat.com/kesehatan/pr-1033741859/berapa-lama-masa-inkubasi-omicron-dan-kapan-waktu-yang-tepat-untuk-melakukan-tes-swab-pcr-ini-jawabannya (diakses 20 Februari 2022).
https://fk.ui.ac.id/infosehat/4-info-terbaru-omicron-guru-besar-fkui-masa-inkubasi-lebih-cepat-dari-alfa-dan-delta/ (diakses 20 Februari 2022).
https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3654251/rentang-waktu-inkubasi-omicron-yang-wajib-diketahui (diakses 20 Februari 2022).
https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220214085400-37-315091/masa-inkubasi-omicron-3-hari-ini-waktu-tepat-tes-swab-pcr (diakses 20 Februari 2022).
https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/14/130000265/berapa-lama-masa-isolasi-mandiri-untuk-pasien-omicron-?page=all (diakses 20 Februari 2022).
https://www.alodokter.com/penting-diketahui-ini-kadar-oksigen-normal-dalam-darah (diakses 20 Februari 2022).
https://nasional.kontan.co.id/news/pasien-covid-19-omicron-boleh-isolasi-mandiri-di-rumah-ini-aturan-syaratnya (diakses 20 Februari 2022).
https://faq.kemkes.go.id/faq/cara-mendapatkan-layanan-telemedicine-isoman (diakses 21 Februari 2022).
https://www.instagram.com/p/CZ-xAi7PaDn/ (diakses 20 Februari 22).
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/02/11343831/akhirnya-gelombang-ketiga-datang-juga?page=all (diakses 20 Februari 2022).
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5946512/who-beberkan-cara-penularan-omicron-ternyata-ada-banyak-jalurnya (diakses 20 Februari 2022).
https://www.alodokter.com/menjaga-kesehatan-mental-saat-pandemi-virus-corona (diakses 20 Februari 2022).
Alhamdulillah ya mba sudah sehat dan tidak menular ke anggota keluarga yang lain. Saya pun sudah booster. Dan efeknya bikin pusing hehe
ReplyDeleteSemoga segera sehat kembali mba..terima kasih sharingnya ya.. oya utk test2 PCR setelah konfirm + itu biaya mandiri / gratis di faskes ya mba?
ReplyDeleteBaru mau bailang bahwa layanan telemedicine ini belum banyak yang tahu eh ternyata memang di kota saya belum ada layanan ini hehehe. Qadarullah, saya sekeluarga juga barusan terbebas dari omicron ini, Mbak .. kami semua kena demam tapi alhamdulillah ringan saja, cepat pulih. Tidak ada yang sampai batuk hebat, hanya batuk2 kecil. Masya Allah, vaksin dosis lengkap memang membantu banget. Semoga setelah iani sehat selalu ya Mbak ...
ReplyDeletePanjang bgt tapi kubaca sampai habis karena penting bgt. Salut juga ya, udah ada wa dr kemenkes jadi nggak bingung disaat masih kaget terima hasilnya. Kalau dr aturan tsb, berarti usiaku nggak boleh isoman ya, harus karantina? Kadang gemes kalau ada yg sambat batpil meriang bbrp hari tapi malah cerita habis pergi2 di medsos. Nggak periksa. Mau nyaranin utk tes tapi kok males ntar salah paham. Ya sudahlah jaga diri masing2 aja. Makasih banyak infonya, bantu bgt. Semoga sekeluarga sehat terus ya. Aamin.
ReplyDeleteApalagi kemarin long weekend Mbak. Orang-orang macet-macetan umpel-umpelan ke Puncak. Prokesnya nggak tau deh. Kami memang berpergian juga, tapi untuk mudik ke Lampung. Ikhtiar pilih kapal cepat supaya nggak terlalu lama di kapal (karena membawa mobil). Kalau pergi2nya untuk plesiran, ya jujur aja sih susah mau prokes2an apalagi kalau serame di puncak itu.
DeleteKasus omicron disini juga banyak mbak..bahkan kamipun juga mengalami..semoga sehat selalu ya mba...
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah sehat ya mba, informasinya lengkap banget yes. Saya juga pernah kena covid sekeluarga pas varian Delta. Semoga kita dan keluarga sehat dan bahagia selalu.
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah sehat kembali, Mbak dan tidak menular ke anak-anak. Bagi orang tua yang paling sedih itu kalau anak-anak sakit ya...
ReplyDeleteAlhamdulillah sudah terlalui ya mba.
ReplyDeleteDi tempat tinggal sy pada Februari ini juga banyak tetangga yg melakukan isoman krn Omicron ini.
Informasinya lengkap dan detail banget, sangat membantu bagi yg merasa mempunyai gejala, jadi tau harus melakukan apa.
terpapar COVID-19 ini memang pengalaman yang tidak trlupakan ya mba dan aku juga pernah kena saat jaman Delta mba. Semoga selalu sehat ya
ReplyDeleteBismillah makin sehat dan makin pulih. Aku kena pas lagi Delta mba. Dan itu lagi ramai ramainya. Dapat whatsapp Kemenkes lalu coba ngetes untuk obat, nggak ada respon. Mungkin karena banyak yang kena y. Semoga kita ga kejadian lagi. Aamiin
ReplyDeleteAh iya, Mbak Heni kemaren kena omicron ya. Alhamdulillah gejalanya ringan. Dan alhamdulillah juga fasilitas kita sekarang sangat mudah. Semua bisa didapat dengan cara online. Gak kebayang kalo penyakit ini datangnya di masa belom ada teknologi canggih kayak sekarang. Pastinya penyakit ini muter terus aja sampe semua kena ya. Aku juga gitu dulu waktu kena si Delta. Semua serba didapat secara online, karena memang serumah isoman. Alhamdulillah juga gejalanya pada ringan. Sehat-sehat selalu kita semua.:)
ReplyDeleteHuhu nbaru tahu kalau mbak Heni sempat terpapar Omicron. Untung banyak orang baik yang bantuin dan gejalanya ringan ya mbak?
ReplyDeleteKapan hari temanku juga isoman dan emang iya kudu PCR dulu nanti terlihat di Peduli Lindungi supaya dapat obat walau sebelumnya ya dia keluar uang jg buat obat2 yg sblmnya.
Dahalah semoga selanjutnya sehat selalu dan gak datang2 lagi virusnya ya mbak aamiin
Untunglah varian omicron ini muncul setelah udah banyak yang vaksin lengkap yaa, Mba, jadi gejalanya gak terlalu berat seperti varian yang sebelumnya.
ReplyDeleteAlhamdulillah, kondisi Mba Heni sudah membaik yaa
Rata-rata gejala Omicron ini gatal2 tenggorokan ya, mbak. batuk2, gitu.
ReplyDeleteBeruntung suami bisa WFH ya, mbak. jadi pekerjaan enggak keteteran.
lekas sembuh, yes! semangattt!
akhirnya bisa sembuh ya mbak, selalu jaga kesehatan ya untuk kita semua dan tak lupa prokes yang selalu ketat dimanapun dan kapanpun
ReplyDeleteIyayah..kalau uda sakit tuh langsung overthinking banget.
ReplyDeleteDan rasanya jadi gak bisa makan.
Ibuku kemarin juga begini psikosomatis pas masku sakit. Tapi alhamdulillah, semua kasih semangat.
Pas tahu hasil tes negatif, Ibu langsung bisa makan lagi.
Dan penting banget ini untuk isoman dan penuhi semua hak diri untuk segera bisa sehat kembali.
Syafakillahu kak Henni.
Semoga badannya kembali fit dan bugar.
dan aku sekarang lagi isoman mbak, Alhamdulillah baca ini jadi detail banget apa yang kudu disiapkan. Btw aku udah coba pakai fasilitas isoman kemenkes tapi ternyata NIK ku nggak terdaftar. Aku coba telp 2x katanya disuruh nunggu. Jadi sementara aku minum obat dari puskesmas hehe. Semoga mba Heni makin pulih ya mba.
ReplyDeleteseetlah booster pastinya nyangka KIPI ya . semoga cepat sehat kembali
ReplyDelete