Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Behind the Scene: Cara Memotret Coffee Drip


Hai hai hai! Sudah pada ngopi belum? Saya belum nih he he. Nggak setiap hari sih minum kopi. Paling ya seminggu sekali kalau sedang jadwal belanja ke supermarket terdekat. Supermarketnya sendiri nggak terlalu ramai, begitu pula dengan coffee shop di dalamnya. 

Kopi apa yang jadi favorit? Kalau dulu saya suka es kopi susu aren yang lagi booming banget, sekarang saya lebih memilih hot cappucino. Kadang masih pakai gula, kadang juga tidak. Pernah mencoba cappucino dengan double espresso dan tanpa gula. Tapi kalau minum espresso saja saya belum bisa ha ha.


Sebelum cappucino diminum, saya juga suka cekrak-cekrek sebentar. Pakai ponsel aja sih, karena ya namanya disambil belanja. Malas kan bawa-bawa DSLR. Tapi kalau mau motret ya lebih niat nah itu mesti janjian dulu deh sama beberapa teman untuk ketemu di cafe. Itupun nggak beramai-ramailah ya. Namanya juga kondisi sedang ada pandemi. 

Biasanya yang jadi obyek foto di cafe adalah cappucino. Karena kan toppingnya imut ya. Lumayan deh buat stok foto kalau ada challenge tema kopi. Atau ya sekadar untuk mempercantik feed he he. Selain itu kalau motret bareng biasanya dimanfaatkan untuk belajar action shoot seperti membuat foto coffee drip alias tetesan kopi.

Baca: Behind the Scene - Bolu Pisang Gula Aren.


Sebenarnya memang nggak harus ke cafe dulu kok untuk memotret coffee drip. Tapi kalau pas janjian begini ya memang enak sih, ada yang kebagian tugas jadi model hand in frame untuk menuang kopi atau susunya he he. Ada yang mau coba memotret coffee drip juga?

Apa yang harus dipersiapkan nih? Pertama, pelajari cara menyetel kamera kita secara manual. Karena kita akan membutuhkan shutter speed yang cepat. Kalau bingung cara menyetel manualnya, monggo bisa digoogling dulu he he. Karena memang cara penyetelan masing-masing merk kamera bisa berbeda-beda.

Baca: Mahalkah Harga Jasa Foto Produk?

Selain itu, pastikan tempat kita akan memotret mendampatkan sumber cahaya matahari yang melimpah. Karena kalau ke cafe repot kan ya kalau mau bawa artificial light segala he he. Karena itu kalau posisi tempat kita duduk cahayanya kurang oke, jangan sungkan-sungkan pindah ke tempat yang lebih terang. Asaaaal, tempatnya kosong ya he he.

Shutter speed yang saya pakai untuk memotret coffee drip biasanya 1/1000 detik. Hayo, mana yang lebih cepat 1/100 atau 1/1000 detik? Tentu saja 1/1000 detik ya. Shutter speed yang cepat ini memang kita butuhkan untuk menangkap pergerakan air yang jatuh. Setelah itu baru deh biasanya saya sesuaikan ISOnya tergantung kondisi cahaya, serta aperture atau f stopnya.


Canon EOS 200D, ISO 800, shutter speed 1/1000 s, f 3.2

Karena itu disarakan memotret coffee drip di tempat yang cahaya mataharinya turah-turah. Karena kalau cahayanya syahdu, terpaksa kita harus menaikkan ISOnya. ISO makin naik tau dong ya artinya. Foto yang dihasilkan akan kurang bening karena banyak noisenya alias berbintik-bintik.

Setelah itu jangan lupa menyetel kameranya ke mode burst. Itu lho yang kalau dicekrek bisa tertangkap beberapa gambar dalam waktu yang singkat. Kalau semuanya sudah siap baru deh obyek utamanya ditampilkan.

Baca: Behind the Scene - Food Photography Talk.

Yang jadi obyek foto kali ini adalah kopi beku yang diminum dengan susu cair. Jadi sebenarnya yang mau ditangkap adalah tetesan susu yang dituang ke gelas. Yah harusnya namanya milk drip dong ya? Ha ha. Nggak apa-apalah ya, kan bakal tercampur kopinya juga hi hi. 

Ngomong-ngomong, perlu pakai tripod nggak? Hmm kalau ngafe saya nggak pernah bawa tripod sih. Ya karena sudah ada teman yang memegang wadahnya kan ya he he.

Nah kalau ada yang mau ATM 'rumus' setelan kameranya nih, cek di keterangan foto ya. Tapi saat praktek tetap disesuaikan dengan tipe kamera dan kondisi cahaya di tempat masing-masing ya. Kalau sudah dapat posisi dan angle memotret yang pas dan teman yang memegang gelasnya sudah siap, ayo deh action. 

Baca: Behind the Scene - FOGG Body Spray.

Ada sedikit tips lagi nih. Sebelum memotret boleh juga kita pinjam satu gelas lagi ke staf cafenya. Lalu tuang susu ke gelas kosong tadi. Karena kalau mau ngedrip ternyata lebih enak kalau cairan yang dituang tinggal sedikit. Jadi lebih dapat tetesan-tetesannya. Kalau cairannya terlalu banyak, yang didapat biasanya seperti aliran air panjang, nggak ada yang menetes. Selamat mencoba ya! 


Comments

  1. wow...keren.....
    bermanfaat....thank you for sharing

    ReplyDelete
  2. Hai mbak, wow keren banget. Aku klo moto frezee gitu suka gak jernih objeknya huhu.. knp ya?

    ReplyDelete
  3. Kereen Mba. Baru pertama baca blog nya Mba Heni. Sukses terus dan tetap berkarya ya Mba. Jadi inspirasi Kami... ❤

    ReplyDelete
  4. Wow, keren. Lihat basil jepretan mbak Hani itu berasa banget "soul" nya. Perasaan gambar Itu "hidup"
    Aku suka deh. 😍

    ReplyDelete
  5. Jangan2 udah jadi studio nih ruang tamu Mbak heni? Hihihi... Selalu keren!

    ReplyDelete
  6. Memang master banget lah kalau mba Heni yang moto. Aku belum pernah bisa dapet foto begini, huhu T,T

    ReplyDelete
  7. Aku tuh selalu terpesona dengan hasil foto Mbk Heni. Kreatif dan ada saja yang jadi objek foto. Jadi banyak belajar banyak tentang teknik dan cara memotret. Thanks Mb Heni.

    ReplyDelete
  8. Kalo Mbak Heni mah emang juara! 😘 Makasih tuk ilmunya, Mbak. Kapan2 aku mau dipraktekin ah.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top