Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Home Education, Pendidikan Berbasis Rumah


Home education, topik ini sedang jadi bahasan hangat di linimasa, sehubungan dengan kegalauan orangtua menjelang wacana dibukanya kembali sekolah di saat pandemi masih berlangsung. Bagaimana dengan keluarga kami? Insyaa Allah sudah memutuskan bahwa anak-anak masih akan tetap belajar di rumah.

Ingin menerapkan distance learning atau homeschooling? Kami simpan dulu dua pilihan itu. Saat ini kami ingin lebih fokus membahas kembali tentang home education sambil berefleksi tentang keresahan selama ini. Sudah sejauh mana peran kami sebagai orang tua dalam mendidik anak?

“Home education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yang tak tergantikan oleh siapapun dan tidak bisa didelegasikan kepada siapapun. Home education adalah membangkitkan dan menumbuhkan potensi fitrah dalam diri orangtua dan anak-anak, agar mencapai peran sejati peradaban dengan semulia-mulia akhlak.” – Buku Fitrah Based Education, Ustadz Harry Santosa.

Seringkali masih ada keraguan dalam diri tentang kemampuan mendidik anak. Meski di buku FBE inipun Ustadz Harry sudah menuliskannya:

“Home education sejatinya adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i setiap ayah bunda yang dipercaya menjaga amanahNya. Tidak ada yang LUAR BIASA, kita hanya akan melakukan yang SEMESTINYA orangtua lakukan.”

Can we do it?

“Tetap optimis, karena Allah telah menginstal parenting pada tiap fitrah ayahbunda.”

Sebelum melangkah, yang pertama harus dilakukan adalah Tazkiyatun Nafz atau pensucian jiwa. Caranya menjernihkan hati dengan banyak mendekat, memohon ampunan pada Allah, menjaga diri dari hal subhat apalagi yang haram.


Mendidik anak dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Supaya lebih mudah bagi orangtua untuk melihat fitrah baik dan unik dari dalam diri anak.

Home education juga ternyata tidak diawali dengan berbagai hal teknis, namun di mulai dari mendidik diri sendiri sebagai orang tua. Bukan dimulai dari obsesi pribadi dan menjejalkan pengetahuan, namun dari keinginan kembali ke menyadarkan dan membangkitkan fitrah-fitrah.

Karena home education ini dalam konsep maupun prakteknya berbeda bahkan melawan arus pendidikan yang umumnya kita samakan dengan persekolahan. Karena itu orang tua harus punya pijakan yang kuat dan kokoh serta ridho dalam menjalaninya. Mendidik anak tidak lama, hanya sampai usia aqil baligh sekitar 14-15 tahun.

Kalau dipikir-pikir ternyata memang masa yang singkat sekali ya. Jika mereka sudah dewasa, bagaimana jika kita tidak punya kesempatan lagi memperbaiki karakter yang sudah terbentuk dan menyempurnakan akhlak mereka? Sementara orang tualah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas anak kelak di akhirat.

Karena itu anak butuh masa 15 tahun pertama yang penuh pesan dan imaji yang baik, positif, tulus, dan penuh cinta yang hanya bisa diberikan orang tuanya.

Sumber: Buku Fitrah Based Education, Harry Santosa


Comments

  1. home education emang penting banget buat setiap anak. terutama dalam pembentukan karakternya. semangat ayah bunda :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top