Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Obrolan dengan Mbak Devi, Mentor Homeschooling di Kelas Bunda Cekatan


Topik homeschooling juga cukup banyak dibahas di lini masa. Pasalnya makin mendekati tahun ajaran baru masih banyak orangtua yang masih ragu, apakah benar-benar sudah cukup aman melepas anak ke sekolah? Tapi sebenarnya banyak juga lho orangtua yang mempertimbangkan homeschooling bukan semata-mata karena pandemi covid 19. Namun karena sejak jauh hari sudah ada keinginan untuk mengambil langkah besar dalam pendidikan anak. Termasuk saya dan suami.

Meski begitu kami juga nggak mau buru-buru. Walaupun duluuuuu sekali pernah sempat mengikuti webinar tentang homeschooling, tapi perlu penyegaran informasi lagi. Misalnya dengan membaca buku, berbagai artikel, ikut webinar (lagi), serta ngobrol langsung dengan praktisi homeschooling. Salah satu yang berbagi pengalaman adalah Mbak Devi. Beliau ini adalah mentor saya di Tahap Kupu-Kupu, Kelas Bunda Cekatan, Institut Ibu Profesional. 

Sebelum memulai homeschooling, apa yang harus dilakukan orangtua? 

Yang pertama adalah ayah dan ibu harus punya visi dan misi, serta satu frekuensi dalam mendidik anak. Temukan strong why atau alasan yang kuat mengapa memilih homeschooling.

Sejak kapan memulai homeschooling untuk anak?

Mbak Devi dan suami memulai homeschooling sejak anak berusia 7 tahun kurang, tepatnya saat anak menginjak kelas 2 SD. Prinsipnya adalah homeschooling ketika anak mencapai usia SD. Bagi mereka jika anak masih 5 tahun ke bawah, belum tepat jika disebut 'anak homeschooling' karena di usia 5 tahun kebawah memang merupakan kewajiban orangtua untuk mendidik anaknya.

Baca juga: Home Education - Pendidikan Berbasis Rumah.

Ada kurikulum khusus yang diterapkan untuk homeschooling anak nggak?

Untuk anak usia 7 tahun, Mbak Devi dan suami masih memilihkan kegiatan. Tapi prinsipnya adalah mengajak anak mencoba berbagai kegiatan. Selain kegiatan yang dipilihkan orangtua, juga kegiatan yang ingin dicoba anak. Tujuannya adalah supaya anak bisa mencoba berbagai kegiatan sampai ia temukan hal yang benar-benar ia minati dan sukai. 

Selain itu keluarga mereka juga masih mengacu ke kurikulum pemerintah (kurikulum sekolah). Supaya ada batas minimal dan acuan, serta supaya tidak 'lengah' meski anak homeschooling. Untuk anak ada 1 buku latihan yang mencakup semua pelajaran kecuali pelajaran agama. Selebihnya, belajar dari buku-buku yang sudah ada. Mengerjakan buku latihan inipun tidak harus setiap saat.

Baca juga: Mendampingi Anak Belajar di Masa Pandemi.

Apakah ada jam belajar khusus?

Jam belajarnya fleksibel, tidak dipatok harus belajar dari jam sekian sampai jam sekian. Tapi mengikuti ritme tiap anggota keluarga.

Apa ada tips khusus untuk orangtua yang mempertimbangkan tentang homeschooling?

Temukan 5W1H mengapa harus homeschooling dan ini hanya bisa dijawab oleh orangtua sendiri. Bertanya kepada anak apakah mau dan suka belajar di rumah dengan orangtuanya (bukan di sekolah). 

Comments

back to top