Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Mengelola Keuangan dengan Metode Kakeibo


Kerasa nggak kerasa ya, tau-tau bulan Februari 2020 sudah mau mendekati akhirnya juga. Gimana dengan resolusi awal tahun yang berhubungan dengan keuangan? Hi hi. Kalau ada yang masih bolong-bolong dalam mencatat pengeluaran, yuk toss dulu ha ha. Nah mumpung sebentar lagi awal bulan Maret, yuk intip catatan kecil saya soal Mengelola Keuangan dengan Metode Kakeibo. 


Karena ada tugas membuat makanan untuk teman di Kelas Bunda Cekatan nih alhamdulillah saya jadi menulis tentang topik keuangan. Sejujurnya ini juga topik yang saya masih punya PR banyak. Memang untuk saat ini belum menggali lebih dalam tentang topik ini alias nggak ikut keluarga finansial. Tapi saya seneng lho ngobrol dengan teman sekelas yang ikut keluarga ini, karena jadi dapat ilmu baru. 

Dan karena tugas di minggu ke enam Tahap Ulat ini juga saya jadi ngubek-ngubek tentang topik keuangan. Mudah-mudahan bisa jadi tambahan camilan untuk teman di keluarga finansial. Minimal untuk bahan belajar saya pribadi juga he he. Btw, kalau ada teman yang berminat dengan topik fotografi khususnya food photography, camilannya ada di Tips Memotret Produk Makanan ya.

Info tentang Kakeibo ini pertama kali saya baca di akun @jouska_id. Akun ini adalah akun finansial favorit saya karena adminnya postingannya edukatif. Seringkali dikemas dalam bahasa yang lucu dan sometimes nyebelin karena memang menohok dan membuat tersindir tentang keuangan ha ha. Akhirnya saya browsing-browsing dan menemukan artikel yang bagus. 

Kakeibo ini diperkenalkan tahun 1904 oleh Hani Motoko, jurnalis wanita pertama di Jepang. Dari yang saya baca, inti dari sistem ini adalah disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran. Selain itu kita juga harus membagi pengeluaran dalam beberapa pos dan disiplin juga menerapkan pos-pos tersebut plus membuat target menabung. Di akhir bulan ada muhasabah diri alias self reflection, target yang ditentukan awal bulan sudah tercapai atau belum? Jadi nggak sekedar mencatat tapi belanjanya juga blas blasan he he. 

Metode ini memang dasar banget ya, istilahnya cuma modal pena dan buku. Tantangan sih buat saya yang akhir-akhir ini males nulis rapi di buku. Buku catatan saya aja sudah ajaib banget tulisannya. Tapi saya akui menulis langsung dengan tangan itu kesannya lebih mendalam baik di pikiran maupun di hati. Berhubung saya juga sedang mengajak Rayyaan untuk belajar mencatat uang tabungannya setiap hari (kalau di Talents Mapping & Pandu 45 masuk ke Kaya Kegiatan - Financing nih), jadi nggak ada salahnya kan ibunya belajar lagi dan lagi untuk lebih disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran. Ada yang mau belajar bareng?




Comments

back to top