Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Jangan Lupa Bahagia, Mama


Tak disangka pertanyaan seperti ini bisa menggelitik para ibu. Alhamdulillah saya bisa menuliskannya dengan mudah dan cepat. Tapi tak sengaja ada sebuah status lewat di beranda, ada ibu yang merasa bingung tentang apa yang membuat dirinya bahagia. Apa yang dimaksud dengan kegiatan yang membuat bahagia di sini adalah kegiatan disuka dan bisa melakukannya.

"Cuma jawab pertanyaan itu aja kok repot ya?"



Mungkin karena seorang ibu terbiasa mengesampingkan hal-hal yang disukainya demi keluarga terutama anak-anak. Sehingga kadang ibu lupa untuk bahagia. Padahal untuk membesarkan dan mendidik anak serta mengurus keluarga, ibu perlu lebih dulu merasa bahagia. Memang tidak mudah, karena sayapun merasakan ada tuntutan sebagai seorang ibu untuk selalu mengalah.

Sebagai gambaran ibu yang tidak tau apa yang membuatnya bahagia sepertinya ada dalam film Kim Ji-young, Born 1982 yang diangkat dari novel berjudul sama. Jujur saya tidak menonton filmnya, namun beberapa teman saya di Facebook sudah menuliskan ulasan tentang film itu. 

"Sama dengan novel aslinya, film ini secara keseluruhan menceritakan Kim Ji-Young seorang wanita biasa yang mulanya bekerja di agensi kehumasan.

Kim Ji-Young kemudian menikah dan memiliki seorang anak. Saat diketahui sedang hamil, Kim Ji-Young dipaksa berhenti dari pekerjan yang selama ini ia gandrungi dan harus menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Ji-Young banyak hal di kehidupan barunya sekaligus terperangkap dalam rutinitas sehari-hari, hingga membuat ia perlahan kehilangan jati dirinya.

Lambat laun, Ji-young mulai berbicara atau berperan menjadi orang lain, ia kadang berbicara seperti ibunya, atau seperti kakak perempuannya dan orang-orang yang lain."

Sumber: https://tirto.id/ekwl 

Belum nonton filmnya saja saya sudah merasa bakal banjir air mata. Terlebih saat mengetahui bahwa novel dan film ini menjadi topik kontroversial di negara asalnya. Apa yang saya alami memang tidak sepelik masalah tokoh utama, tapi saya turut merasakan bahwa rutinitas keseharian seorang ibu bisa membuat diri seolah terperangkap dan kehilangan jati dirinya. 

Tidak, saya bukan mau menyatakan kalau suami saya adalah tipe yang mengekang dan membatasi ruang gerak istri, bahkan sangat mendukung. But sometimes some people do make me feel like "When you become a Mom you should stick to your daily routines and forget about your dreams." ditambah pertanyaan semacam "Anakmu kok nggak begini? Anakmu kok begitu?".

Baca: Mama Nggak Boleh Berhenti Belajar.

Tekanan ini bahkan membuat saya tidak menyukai beberapa hal yang dulu sangat saya suka lakukan. Dengan sedih saya mengakui bahwa akhir-akhir ini saya tidak menyukai dan merasa terbebani saat bermain dengan anak dan saya jadi tidak suka mendengar sekecil apapun rengekan. Sampai akhirnya kadang terjadi gesekan antara saya dan si kakak dan saya menyadari kalau kami harus menyudahi hal ini. Bagaimana caranya? Selain berdoa, saya harus memastikan diri saya bahagia terlebih dahulu. Karena seperti yang dikemukakan Ibu Septi Peni di Kelas Bunda Cekatan, seorang ibu harus bahagia dan berhak untuk bahagia sebelum membahagiakan anak-anak dan keluarganya.

MEMOTRET


Saya sangat menyukai kegiatan memotret karena inilah cara saya mengabadikan momen-momen penting dalam hidup. Saya juga suka memotret produk baik itu makanan, minuman, atau produk lain. Bahkan kini saya mulai membuka jasa foto produk dengan harga terjangkau sambil menambah jam terbang dan portofolio.

Tumben deh tukang foto ada fotonya he he

Bagaimana saya bisa menggabungkan kegiatan ini supaya tetap bisa nyambung dengan kegiatan anak-anak? Biasanya saya ajak anak bermain dulu baru memotret. Namun ada beberapa rencana untuk bisa lebih melibatkan anak-anak:

1. Hunting properti foto dan mengajak anak-anak karena mereka suka jalan-jalan. 

2. Memotret kegiatan anak-anak. 

3. Mengajak anak memotret mainan. 

4. Mengajak anak menempelkan foto yang sudah dicetak. 

5. Membiarkan si kakak mencoba kamera.

Baca: Cara Belajar yang Gua Banget.

JALAN-JALAN


Akhir-akhir ini kami jarang piknik apalagi berempat saja. Padahal baik saya dan anak-anak suka jalan-jalan. Sebenarnya jalan-jalan tidak perlu ke tempat yang jauh tapi bisa juga ke tempat wisata di dalam kota.

Kapan jalan-jalan lagi? 

Liburan akhir tahun ini meski suami belum bisa cuti, namun saya berencana mengajak anak jalan-jalan ke tempat yang dekat meski hanya bertiga, dan pergi berempat saat akhir pekan. Misalnya ke perpustakaan, kolam renang, waterboom, kebun buah sayur di dekat rumah, kebun buah naga, museum, playland, kebun binatang mini, pantai, air terjun, taman rusa, sungai, dsb. 

NGEBLOG


Hobi utama saya yang lain selain memotret adalah ngeblog. Saya memiliki 3 blog yaitu blog pribadi, blog kegiatan anak, dan blog foto produk/fotografi. 

Lewat blog pribadi memang saya pernah mendapatkan tawaran pekerjaan. Namun sekarang ini saya ingin lebih banyak menulis tentang kegiatan anak-anak dan membantu mempromosikan produk-produk UMKM Lampung.

Ngeblog, yuk!



MEMASAK 


Meski bisanya hanya sekedar bisa, tapi saya suka memasak. Saya bahagia kalau bisa menyajikan masakan untuk keluarga. Namun supaya menghemat waktu, saya membeli bumbu pecel homemade, bumbu inti homemade, tekwan beku, serta tepung bumbu. Selain itu di kulkas saya siapkan fillet ayam yang sudah dilumuri bumbu. Untuk sayuran dan buah beli apa yang ada di tukang sayur. Meski menu sederhana yang penting sebagian besar dimasak sendiri.

Pas bisa cekrek hasil masakannya.

BROWSING


Saya suka browsing namun tetap harus membatasi diri tentang waktu dan apa yang dibaca. Saya sedang berusaha kembali ke jalur yang benar supaya yang lebih banyak dibaca adalah
- Blog fotografi
- Blog ide kegiatan anak
- Blog teman-teman (blogwalking) 
- Grup FB yang bermanfaat 

Namun saya batasi buka HP di saat anak tidur atau saat saya sudah bermain dengan mereka.

Alhamdulillah sedang jadi mahasiswi Kelas Bunda Cekatan, nih

Demikianlah 5 kegiatan yang saya bisa dan paling saya sukai dan membuat bahagia. Supaya tidak jenuh dan merasa terjebak dalam rutinitas dan seolah tidak punya karya dan tidak ada waktu untuk kebahagiaan diri sendiri. Supaya lebih efektif, saya buat juga kotak-kotak waktunya

Jam 4.00 s.d 7. 00: sholat, pekerjaan rumah tangga
Jam 7.00 s.d 9.00: sarapan, bermain dengan anak-anak
Jam 9.00 s.d 11.00: memotret 
Jam 11.00 s.d 13.30: makan siang, sholat, istirahat
Jam 13.30 s.d 15.30: main dengan anak-anak
Jam 15.30 s.d 17.00: sholat, pekerjaan rumah
Jam 17.00 s.d 19.00: mengaji dan murojaah dengan anak-anak, sholat
Jam 19.00 s.d 20.00: makan malam, sholat, main dengan anak-anak
Jam 21.00: anak-anak tidur, saya mengobrol dengan suami dan ngeblog
Jam 22.30: tidur 

Comments

back to top