Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Pengalaman Menyusui di Bulan Puasa

Pengalaman Menyusui di Bulan Puasa
Pic: Pixabay.com

Ramadhan pertama dengan Razqa membuat saya teringat pada Ramadhan pertama bersama Rayyaan. Saat itu Rayyaan baru berumur kira-kira 10 bulan dan kami sedang merantau di Manado.

Rayyaan juga saat itu masih menyusu namun sudah makan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Karena Rayyaan sudah makan, saya jadi merasa lebih tenang saat mencoba berpuasa. Tapi tetap sih bukannya tanpa ada tantangan saat menyusui di bulan puasa 4 tahun lalu:

Jauh dari Keluarga

Beribadah di bulan Ramadhan lebih enaknya sih dijalankan bersama-sama keluarga, iya nggak? Apalagi ini puasa pertama saya jauh dari keluarga. Rasanya kangenlah tapi nggak sampai berlebihan apalagi sampai stress. Duh janganlah, nanti ASInya seret he he. Syukur alhamdulillah saat itu kami tinggal di lingkungan Muslim, setiap hari ada yang berkeliling kampung membangunkan sahur. Suara adzan dan orang membaca ayat suci Al Quran juga terdengar jelas sampai ke rumah.

Meladeni Bocah Bereksplorasi

Usia 10 bulan Rayyaan sedang senang-senangnya menjelajah. Mamanya nggak boleh meleng sama sekali deh. Ini sih yang paling sering membuat haus dan lapar he he. Sampai pernah saya minta suami untuk tidak ikut berbuka puasa dengan teman-temannya. Hari itu saya nyaris nggak bisa ngapa-ngapain karena meladeni Rayyaan aja. Kalau suami pulang telat alamat saya cuma bisa minum segelas air dan ntah jam berapa makannya, sementara energi sudah terkuras hi hi.

Baca: Baju Muslim Terkena Noda Makanan dan Minuman? Lakukan Cara Ini untuk Membersihkannya.

Berbelanja Sambil Menggendong Rayyaan

Sesekali saya mengajak Rayyaan pergi ke pusat perbelanjaan. Kadang karena memang ada yang harus dibeli dan saya nggak mau menunggu suami pulang (malas mau pergi malam). Kadang karena sedang bosan di rumah he he. Kalau pulang biasanya kami menumpang taksi. Tapi saat berangkat biasanya saya naik angkot dan harus berjalan menanjak sampai ke jalan besar sambil menggendong Rayyaan. 

Di pusat perbelanjaan saya juga berkeliling sambil menggendong Rayyaan karena ia kan belum bisa berjalan. Karena di Manado mayoritas penduduknya beragama non Muslim jadi saat itu sebagian besar tempat makan di pusat perbelanjaan tidak ditutupi kain saat siang hari. Saya sih cuek aja (walau lapar mah tetap ahahah). Yang menggoda adalah aroma roti dan cake dari gerai bakery terkenal. Ya dinikmati aja deh aromanya. Lha wong kecium gimana dong? Yang penting nggak ngiler atau dimakan he he.

Untungnya di supermarket saya bisa mendudukkan Rayyaan di trolinya. Saya jadi nggak terlalu capek deh.

Baca: Ingin Mengajak Bayi dan Balita Bukber Bareng? Ini yang Harus Dipertimbangkan.

Nyaris Gagal Mudik

Yang diidam-idamkan orang yang merantau adalah mudik sebelum Hari Raya, termasuk saya dan keluarga. Saya bertekad untuk tetap puasa selama di perjalanan. Bekal MP-ASI untuk Rayyaan juga sudah saya siapkan. Sayangnya kami nyaris gagal terbang karena pesawatnya mengalami kerusakan. Syukur alhamdulillah masih bisa ganti maskapai dan tiba jam 9 malam di Soekarno Hatta (seharusnya jam 3 sore sudah sampai Bandar Lampung). 

Karena tidak ada kepastian penggantian penerbangan ke Lampung, keesokan harinya kami terpaksa naik travel dari penginapan. Sayangnya hari itu saya terpaksa membatalkan puasa karena jam 12 siang kepala saya sudah pusing. Puasa jadi nggak full sebulan? Nggak apa-apa deh karena ternyata perjalanan daratpun memakan waktu lebih lama dari biasanya, hampir 14 jam kami baru sampai ke rumah. Alhamdulillah salah satu yang membuat Rayyaan anteng di perjalanan adalah karena sambil saya susui juga.


Meski tidak bisa berpuasa 1 bulan penuh tapi saya bersyukur saat itu masih bisa menyusui di bulan puasa. Saat itu saya berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi di luar jam puasa ditambah asupan suplemen. Oh iya di awal Ramadhan tahun ini di grup WA AIMI Lampung ada kulwapp seputar puasa bagi ibu menyusui.

Beberapa tips bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa yaitu:
1. Tetap mengonsumsi menu gizi seimbang plus tambahan kalori 500 kal sehari.
2. Tetap makan 3 kali sehari (saat berbuka, sebelum tidur, dan sahur).
3. Mengonsumsi karbohidrat kompleks saat sahur supaya tidak mudah lapar.
4. Perbanyak konsumsi cairan pada malam hari supaya kuantitas ASI terjaga.
5. Cukup istirahat dan kurangi aktivitas yang tidak perlu.
6. Persiapkan ASI perah.
7. Ibu bekerja tetap memerah ASI secara rutin.
8. Minum suplemen jika perlu.

Lalu bagaimana dengan Ramadhan bersama Razqa? Ramadhan tahun ini saya memutuskan untuk tidak berpuasa. Lho kenapa? Kan dulu bisa? Ada beberapa hal yang jadi pertimbangan saya:

- Bulan lalu kami sekeluarga sempat tidak sehat dan awal Ramadhan saya masih dalam kondisi pemulihan (baca ceritanya di Baby Razqa - 5 Bulan).
- Razqa masih ASI eksklusif dan mengingat kondisi saya, saya khawatir tidak bisa memenuhi kebutuhan ASI yang berkualitas untuk Razqa.
- Pertengahan Mei Razqa juga sempat kurang sehat dan saya tidak tega memaksakan diri berpuasa karena ia gelisah kalau saya telat makan atau minum.
- Selain Razqa, ada Rayyaan yang juga sempat masuk rumah sakit bulan lalu dan ada ibu saya yang sedang pemulihan pasca stroke yang juga harus diperhatikan.
- Seringkali setelah Isya saya sudah kelelahan dan langsung tidur supaya bisa bangun menyiapkan sahur, jadi honestly saya memang tidak bisa memenuhi nutrisi dengan makan di malam hari saja.
- Saya masih cepat lelah dan pinggang akan terasa sakit kalau kurang minum.

Baca: Tips Belanja Online di Bulan Ramadhan.


Merasa tertekan atau malu karena tidak bisa berpuasa? Honestly, itu pernah saya rasakan kok. Apalagi dulu saya bisa berpuasa (meski saat itu Rayyaan memang sudah makan MP-ASI) dan ada juga ibu-ibu yang masih bisa berpuasa sambil memberikan ASI eksklusif.

Tapi pada akhirnya saya tidak mau memaksakan diri dan mengabaikan sinyal-sinyal yang dikirim tubuh saya dan Razqa. Not to mention ada Rayyaan dan ibu saya yang juga butuh perhatian ekstra.

Alhamdulillah Allah yang beri keringanan bagi ibu menyusui untuk boleh tidak berpuasa. Semoga setelah Ramadhan saya bisa mulai mencicil membayar hutang puasa. Doakan ya semoga tahun depan kami sekeluarga bisa bertemu kembali dengan Ramadhan dalam kondisi tubuh yang lebih sehat dan fit. Aamiin...

Comments

  1. saya juga dulu puasa sambil menyusui, tapi kalau anak masih full ASI puasanya bolong2, soalnya ASInya berkurang mungkin kurang asupan gizinya hehe

    ReplyDelete
  2. Semoga selalu lancar yaaa menyusuinyaaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top