Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

"Dok, ASI Saya Kok Tidak Keluar?" Bagian Pertama - Catatan Talkshow "Sukses Menghadapi Tantangan Menyusui" Oleh AIMI Cabang Lampung

"Dok, ASI Saya Kok Tidak Keluar?" Bagian Pertama - Catatan Talkshow "Sukses Menghadapi Tantangan Menyusui" Oleh AIMI Cabang Lampung
Credit pic: aimi-asi.org

Hari ini Bandar Lampung diguyur hujan sejak pagi. Namun hal ini tidak menyurutkan niat saya untuk menghadiri undangan talkshow dari AIMI Lampung. Ingatan saya melayang ke awal Oktober 2012 saat baru melahirkan Rayyaan. Seperti sebagian ibu-ibu lainnya yang baru mempunyai bayi, saya khawatir ASI saya tidak cukup untuk Rayyaan. Ditambah lagi dengan pertanyaan dari beberapa orang yang mengunjungi saya di rumah sakit "ASInya keluar nggak sih? Kok anaknya nangis terus?" yang harus saya jawab sambil menahan sakit bekas operasi Sectio Caesaria (SC). 


Saat galau itulah salah seorang teman mencolek saya di Twitter. "Ms. Heni, ada akun Ayah ASI Lampung nih." Ke admin akun tersebut saya menanyakan perihal KL atau Konselor Laktasi di Bandar Lampung. Akhirnya saya dikenalkan ke sebuah komunitas ibu menyusui di Lampung yaitu AFB (Asi for Baby). Bahkan dua orang anggotanya sampai mengunjungi saya ke rumah sakit dan memberikan semangat. Akhirnya saya merasa lebih percaya diri, rileks, dan enjoy menjalani proses menyusui. 

Baca: Siap Tempur Sebelum Menyusui.

Di hari terakhir saya di rumah sakit, hasil pumping (memompa ASI) nggak hanya sekedar membasahi pantat botol lagi. Saya juga berusaha memperbaiki pelekatan dan posisi menyusui dan bersabar karena bukan hanya ibu yang sedang belajar menyusui tapi si bayi juga sedang belajar menyusu. Setelah melahirkan saya juga sempat mengikuti KE (Kelas Edukasi) yang diadakan komunitas tersebut dan saya ikut senang saat komunitas ini resmi menjadi AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Cabang Lampung pada tanggal 26 Oktober 2015. 



Dalam rentan waktu satu tahun ini AIMI Lampung sudah mengadakan Kelas Edukasi sebanyak 4 kali, melakukan sosialisasi ke posyandu dan puskesmas, home visit ke klien yang mengalami kendala saat menyusui, serta bekerja dengan berbagai komunitas untuk sosialisasi tentang ASI (AIMI goes to community). Dalam rangka HUT ke-1, AIMI Lampung juga mengadakan berbagai kegiatan seperti sosialisasi ke beberapa puskesmas di Bandar Lampung dan lomba foto bertema "Nenekku, Nenek Pendukung ASI", dan sebagai puncak acara, diadakanlah Talkshow ASI dengan tema "Sukses Menghadapi Tantangan Menyusui". Tujuan talkshow ini adalah tersosialisasinya informasi tentang perda ASI dan menyusui serta tersampaikannya informasi dan pengetahuan tentang menyusui dan masalah saat menyusui ke masyarakat Lampung.



Ada tiga nara sumber dalam talkshow ini. Yang pertama adalah Mbak Nia Umar S.Sos, MKM, IBCLC yang merupakan Wakil Ketua Umum AIMI Pusat, penulis buku "Multitasking Breastfeeding Mama", dan konselor laktasi bersertifikat internasional. Mbak Nia yang ramah, ceria, dan energik ini menyampaikan materi tentang "MotivASI dan Dukungan untuk Menyusui". Kenapa sih harus menyusui? Karena seperti mamalia lain, bayi manusia juga dilahirkan untuk menyusui dari ibunya. Walaupun menyusui belum tentu menjadi pilihan setiap orangta namun tetap menjadi pilihan setiap bayi dan setiap bayi berhak untuk disusui dan mendapatkan ASI. 

Agar insyaa Allah bisa mampu dan sukses menyusui, pertama-tama ibu harus tau manfaat menyusui. ASI adalah cairan hidup yang kandungannya berubah sesuai umur bayi. Manfaat ASI juga terlihat hingga puluhan tahun kemudian di mana orang dewasa yang saat bayi disusui selama tiga bulan atau lebih memiliki resiko lebih rendah terhadap penyakit kardiovaskuler dan metabolik. Penelitian di Brazil selama 30 tahun menunjukkan bahwa bayi yang disusui selama 12 bulan atau lebih, IQnya lebih tinggi dibanding bayi yang disusui kurang dari 1 bulan. Selain itu ASI juga menurunkan resiko kesehatan mental pada anak.

Baca: 9 Perlengkapan Menyusui yang Wajib Dimiliki.

Tapi untuk bisa sukses menyusui, ibu djuga perlu dukungan. Sukses menyusui tidak tergantung dari ibu dan bayi saja, tapi banyak faktor yang mempengarhi keberhasilan menyusui. Pendukung terbesar ibu adalah ayah. Jika ibu didukung ayah untuk menyusui, insyaa Allah 92% sukses menyusui. Selain itu ibu juga perlu dukungan dari pihak lain seperti keluarga (terutama nenek), tenaga kesehatan, komunitas, lingkungan kerja, serta pemerintah.


Nara sumber kedua adalah dr. Asti Praborini, Sp.A, IBCLC dari Perinasia Pusat. Dokter anak sekaligus Nenek ASI ini juga merupakan konselor laktasi bersertifikat internasional. Pada talkshow ini dr. Asti memaparkan materi tentang "Indikasi Medis Stop ASI: Sementara atau Selamanya?" Inti dari sesi kali ini adalah penjelasan mengenai indikasi medis apa saja yang menyebabkan ibu harus berhenti menyusui, dan apakah penghentiannya untuk selamanya atau hanya sementara karena masih banyak pendapat dan mitos yang melarang pemberian ASI atau menyusui saat ibu atau bayi sakit. Di awal sesinya dr. Asti sempat membahas tentang perintah menyusui yang ada dalam beberapa kitab suci agama yang ada di Indonesia juga undang-undang dan peraturan tentang menyusui yang ada di Indonesia.

Baca: Working Mom Sukses ASI Eksklusif Meski Tanpa Kulkas atau Freezer untuk Menyimpan ASI.

Selanjutnya dr. Asti menerangkan tentang indikasi medis yang bisa membatasi pemberian ASI atau menyusui baik dari pihak ibu maupun bayi. Ternyata ibu yang harus menjalani kemoterapi dan radioisotop boleh menyusui, demikian pula dengan ibu yang terkena HIV, hepatitis, TBC, cacar air, herpes simpleks, demam berdarah, dan thifoid. Tentu dengan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan. Dari sisi bayi ada beberapa kondisi yang menyebabkan bayi tidak boleh mendapatkan ASI, yaitu galaktosemia, maple syrup syndrome, dan phenylketonuria. Namun galaktosemia sangat jarang ditemukan sementara maple syrup syndrome dan phenylketonuria tidak ada di ras Melayu. Jadi bagi ibu tidak ada indikasi multak ntuk menghentikan menyusui atau ASI. Namun pada bayi ada beberapa penyakit yang bisa menjadi indikasi absolut. Tenaga kesehatan harus dibekali pengetahuan tentang indikasi medis ini sehingga tidak ada lagi saran yang tidak tepat. 



Nara sumber ketiga adalah artis sekaligus ibu dari satu orang anak yaitu Mbak Nuri Maulida. Seperti ibu-ibu lainnya, Mbak Nuri juga sempat menghadapi tantangan saat ia menyusui anak pertama, seperti ASI yang belum lancar di hari-hari pertama setelah melahirkan. Mengalami rasa cemas dan takut bayi menjadi kuning, merasakan perjuangan memompa ASI sampai harus merelakan ASIP (ASI perah) rusak akibat seringnya pemadaman bergilir.

Baca: 12 Mitos VS Fakta Seputar ASI dan Menyusui yang Harus Ibu Ketahui.

Sesi berikutnya dari talkshow ini adalah sesi tanya jawab. Apa saja yang ditanyakan para peserta kepada nara sumber? Baca lanjutan cerita tentang talkshow "Sukses Menghadapi Tantangan Menyusui" yang diadakan oleh AIMI Cabang Lampung di postingan ini ya, kita simak pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para peserta pada nara sumber di acara hari ini.

Comments

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top