Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

It's OK to Feel Sad

It's OK to Feel Sad.
Credit pic: One Large Prawn. 

 "Crying helps me slow down and obsess over the weight of life's problems." - Sadness.

Warning, postingan ini mengandung spoiler, he he.

Saat melihat iklan film Inside Out ini di Disney Junior (ketauan deh tontonannya sehari-hari apa he he) saya sudah tertarik pengen nonton. Cuma niat saya ini baru terlaksana tanggal 6 September lalu. Dari iklan kita bisa melihat bahwa ada beberapa tipe emosi manusia yang tinggal dalam sebuah 'markas'. Ngapain aja mereka di sana?
Ramuan Obat Tradisional Sinusitis.

Tiket Inside Out kami.

Sadness, Joy, Anger, Disgust, Fear.
Credit pic: Disney.

Singkat cerita, film ini berkisah tentang anak bernama Riley Andersen yang lahir dan besar di Minnesota sampai usianya 11 tahun. Keluarganya lalu pindah ke San Francisco karena ayahnya punya proyek or kerjaan baru. Dalam film ini diceritakan kalau manusia punya lima emosi yang utama. Karakter emosi yang ada dalam diri Riley bermana Joy, Sadness, Disgust, Fear, dan Anger.

Kebayang nggak ada pizza pakai topping brokoli?
Credit pic: SF Gate.

Kepindahan keluarganya ke San Francisco ternyata membuat Riley sedih. Pasalnya ada aja kejadian yang nggak mengenakkan sejak mereka pindah. Mulai dari rumahnya yang suram dan ada tikusnya (hiiii), truk barang-barang yang nyasar ntah kemana, gerai pizza yang menjual pizza brokoli (ewww), sahabat yang sepertinya sudah punya teman baru, sampai si Ayah yang jadi sibuk mengurusi kerjaan barunya.

Bisa dibilang Joy adalah leadernya karakter emosi yang lain.
Credit pic: Pixar.

Si Joy yang merupakan karakter lambang kebahagiaan dan semacam pemimpin bagi karakter emosi lainnya ngotot ingin membuat Riley (tampak) bahagia dan berpikir semuanya akan baik-baik saja. Dan Joy sebel banget saat Sadness mulai menggerecoki. Misalnya dengan menyentuh memori inti (ingatan yang paling berkesan) milik Riley. Memori inti yang tadinya berwarna keemasan (lambang kebahagiaan) jadi berwarna biru (lambang kesedihan). Joy nggak ingin Riley merasa sedih. Pokoknya apapun yang terjadi, Riley harus happy. Titik!

Terpental ke labirin ingatan jangka panjang.
Credit pic: One Large Prawn.

Tapi akhirnya Joy dan Sadness dan memori inti Riley malah mental ke ruang penyimpanan memori jangka panjang yang seperti labirin. Dan apa akibatnya saat yang ada di markas cuma Disgust, Fear, dan Anger? Kacau balau! Lima hal yang menjadi ciri kepribadian Riley: kekonyolan, persahabatan, hoki, kejujuran, dan keluarga malah satu per satu hancur. Riley bete karena sahabatnya sepertinya sudah punya teman baru, ngambek-ngambekan dengan Ayahnya plus gagal dalam tes masuk tim hoki. Joy dengan dibantu oleh Sadness dan Bing Bong (teman khayalan Riley saat kecil) pun bertekad untuk membawa memori inti Riley kembali ke markas.


Riley berdebat dengan orang tanya.
Credit pic: Patheos.

Bagi saya film ini seperti memberi pencerahan. Kalau ada perubahan karakter terutama ke arah yang kurang positif dari seseorang, mungkin karena ia sedang punya masalah. Ternyata ngotot semua baik-baik saja (padahal nggak) itu bisa berbahaya. Saat Joy ngotot kalau semua memori inti Riley harus berisi kebahagiaan, padahal sebenarnya tidak begitu. Salah satu memori inti Riley yang berwarna keemasan itu ternyata awalnya tercipta karena Riley sedang sedih. Saat doi gagal mencetak gol dan tim hokinya gagal menang ia merasa sedih jadi teman-teman dan orang tuanya menghibur Riley dan akhirnya ia merasa bahagia.

Bing Bong air matanya berupa permen.
Credit pic: Idle Hands 1.

Jadi sebenarnya semua emosi sama penting. It's OK to be sad. Seperti Bing Bong yang sedih karena merasa dilupakan. Joy yang berusaha menghibur dengan hal-hal bahagia nggak berhasil membuat Bing Bong lega. Justru Sadness yang dengan cara mendengarkan keluh kesah Bing Bong berempati saat ia menangis, jadi sukses membuat Bing Bong merasa lebih baik sampai Joy merasa heran. Begitu pula saat Riley nekat mau kabur dari rumah (idenya si Anger) tapi akhirnya membatalkan niatnya. Joy akhirnya legowo membiarkan Sadness mengambil alih kendali markas.

Riley hampir kabur dari rumah.
Credit pic: SF Gate.

Riley akhirnya berterus-terang kalau ia kangen rumah lamanya dan orang tuanya pun sadar kalau Riley sebenarnya tidak baik-baik saja dengan kepindahan mereka. Setelah sesi peluk-pelukan antara Riley dan orang tuanya, tiba-tiba muncul memori inti baru dan warnanya gabungan emas dan biru. Ternyata ingatan yang paling berkesan itu tidak selalu 100% berupa kebahagiaan ya, tapi bisa gabungan beberapa emosi. Sejak saat itu memori inti yang masuk ke markas emosinya Riley nggak hanya berwarna emas saja, tapi gabungan dua atau lebih warna yaitu emas (kebahagiaan), biru (kesedihan), ungu (ketakutan), anger (kemarahan), hijau (keegoisan).

Berkata jujur kalau ia sedih rumah mereka.
Credit pic: XXIV Magazine.

Adegan yang paling membuat saya tersentuh sampai menitikkan air mata adalah saat Joy yang sifatnya positif banget sempat nangis dan putus asa karena ia dan Bing Bong jatuh ke sampah memori atau sampah ingatan. Soalnya semua yang masuk ke tempat ini bakal lenyap. Kalau ia lenyap, apa jadinya Riley yang cuma punya Anger, Disgust dan Fear? Dan yang paling paling paling membuat saya tersentuh (air mata tambah ngalir) adalah saat Bing Bong mengorbankan dirinya supaya Joy bisa kembali ke tempat penyimpanan memori jangka panjang. Sediiiih tapi juga ada setitik kebahagian melihat teman lama yang rela berkorban demi Riley. Memori saya saat itu pasti warnanya biru-emas he he #usapairmata.

Joy yang menangis.
Credit pic: Pixar Wikia.

"I just wanted Riley to be happy." - Joy.

Mewek pas di adegan ini.
Credit pic: Iamavig.

Karena nontonnya bertiga dengan suami dan Rayyaan, jadinya terasa lebih berkesan deh. Meski sepanjang film Rayyaan duduknya kaku banget, tapi dia ikutan mewek juga pas Joynya menangis. Sayangnya sih saya nggak sempat foto-foto pas di dalam. Ntar dikira mau membajak he he. Tapi perasaan si Emakpun sempat campur aduk. Mengingat mungkin emosi yang saya perlihatkan ke Rayyaan nggak semuanya 'berwarna' emas, tapi juga ada warna biru, ungu, merah, hijau hu hu.

Semoga saat Rayyaan merasa emosinya sedang berwarna-warni, saya peka melihat tanda-tandanya, selalu siap mendengarkan dan bisa berempati dengan menunjukkan emosi yang tepat, dengan cara yang tepat juga. Meski sama-sama sedang 'merah' nggak berarti harus diungkapkan dengan cara ngamuk-ngamuk atau teriak-teriak kan. Apapun warna emosi kami, semoga in the end of the day selalu ada secercah warna keemasan di ingatan tentang hari tersebut.

Comments

  1. Asyik banget ya soal warna emosi itu ... Kalau orang dewasa sudah gado-gado warnanya, bisa ditata setelah direncanakan ... asal jangan meledak hingga sulit dapat warna emas ...

    Salam santun dari Yogyakarta

    ReplyDelete
  2. ku suka banget nonton animasi....wajibb cari nihh

    ReplyDelete
  3. wahhh aku ketinggalan nonton ini mbak, padahal sudah di bookmark, ternayat sudah tidka tayang di bioskop, makasih ya atas partisipasinya

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top