Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Tahun 2017 dan Penyakit Kanker


Kalau diminta menyebutkan penyakit berat yang bisa mengancam nyawa, apa yang terlintas di benak? Yang pertama saya pikirkan adalah kanker. Membahas penyakit ini sebetulnya berat banget buat saya. 


Kenapa? Karena tahun 2017 lalu dua anggota keluarga saya berpulang karena kanker. Yang pertama adalah ibu mertua saya, terkena kanker usus. Yang kedua adalah om saya, saya nggak tau apa nama kankernya. Penyebabnya adalah dulu saat muda beliau pernah jatuh dari motor dan bahunya cedera.

Ntah apakah sebenarnya ada patah tulang atau retak atau bagaimana saya kurang paham. Tapi puluhan tahun kemudian di tempat yang sama, mulai timbul rasa sakit. Awalnya om saya mengira ini cuma karena kurang kalsium. Ternyata setelah dicek, ada kanker. Beliau meninggal bulan September 2017, hampir setahun setelah vonis kanker. Sementara ibu saya meninggal April 2017, 1-2 bulan setelah kankernya ditemukan. 


Oh iya, OOT sedikit. Tahun lalu ibu saya juga terkena serangan stroke. Sekarang kondisinya sudah jauh lebih baik. Di tahun yang sama saya juga pernah mengalami kecelakaan. Karena banyaknya ujian yang keluarga kami dapatkan tahun lalu, termasuk ada anggota keluarga yang terkena kanker, sampai sekarang sebenarnya masih sulit bagi saya untuk menulis tentang hal tersebut. Ada juga sih faktor beberapa orang yang terlalu kepo. Yang sikapnya seolah "Punya dosa apa sih kalian sampai cobaannya banyak banget?" #istighfar

Kalau ngomongin dosa sih nggak mungkin nggak punya. Tapi seiring berjalannya waktu, saya dan keluaga mencoba cuek dengan komentar-komentar miring dan mencoba mengambil hikmah dari setiap kejadian. Tentu aja nggak ada orang yang mau sakit atau kena musibah. Tapi insyaa Allah ini kesempatan untuk introspeksi diri, saling menguatkan dan belajar sabar, serta tetap berprasangka baik pada Allah. 

Apalah artinya ujian bagi keluarga kami kalau dibandingkan dengan apa yang dialami para nabi dahulu. Bahkan mungkin banyak orang di luaran sana yang cobaan hidupnya lebih berat dibanding kami dan tetap ikhlas dan sabar. 

Kembali ke topik bahasan soal kanker. Saya mengakui pola hidup sebagian orang saat ini bisa memicu timbulnya penyakit termasuk kanker. Contohnya ya seperti yang ditulis Mbak Khairiah di KEB: Mengenal Lebih Dekat Kanker, Yuk.

Apa saja yang bisa jadi pemicu? Kurang olahraga, stress, kurang makan makanan berserat dan makanan segar, banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak pengawet dan penyedap, merokok, kena paparan sinar matahari tanpa tabir surya, dan terlalu banyak makan makanan cepat saji dan berlemak. 


Saya pribadi kadang makan cuma sekedar ada yang mengganjal perut. Yang penting kerjaan rumah dan kebutuhan keluarga sudah beres. Kalau kondisi capek kadang makan sekadarnya atau malah timbul keinginan untuk jajan yang nggak sehat. 


Tapi saya sadari juga sudah banyak banget reminder untuk hidup lebih sehat. Untuk awalnya sih nggak muluk-muluk, saya cuma pengen bisa olahraga seminggu sekali dan tiap pagi rutin minum perasan air jeruk nipis serta makan buah segar dulu sebelum makan makanan yang lebih berat. 

Selanjutnya adalah lebih banyak makan sayuran segar dan kurangi makan makanan kemasan. Itu aja dulu. Mudah-mudahan semangat selalu terjaga dan anggota keluarga lain juga mau ikut mengubah pola makan menjadi lebih sehat.


Comments

  1. Dulu ketika ibu sakit kanker kemudian meninggal, banyak juga yang komentar aneh. Mungkin banyak yang kepo. Tapi saya abaikan saja.

    Reminder buat diri sendiri untuk menjaga kesehatan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top