Jalan-Jalan ke Pantai Sari Ringgung, Pesawaran, Lampung

Jalan-Jalan ke Pantai Sari Ringgung, Pesawaran, Lampung.

Setelah sekian lama tidak main ke pantai akhirnya bulan lalu saya dan suami mengajak Rayyaan jalan-jalan ke Pantai Sari Ringgung yang terletak di Kabupaten Pesawaran, Lampung. Kebetulan kami juga belum pernah main ke pantai ini. Meski sama-sama terletak di Kabupaten Pesawaran namun jaraknya memang lebih jauh dari Pantai Mutun yang lebih sering kami datangi, kurang lebih perlu waktu 1,5 jam perjalanan dari Bandar Lampung. Tapi di Lampung memang banyak pantai yang keren. Jadi nggak ada ruginya main-main ke pantai lain yang ada di Provinsi ini.

Happy 3rd Birthday, Rayyaan.

Kami berangkat dari rumah kira-kira jam 8 pagi. Jam 8.40 kami sempat berhenti sebentar di Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin untuk sarapan bagian kedua he he. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sampai di jalan masuk menuju Pantai Sari Ringgung. Berhubung jalan masuknya belum diaspal dan saat itu sedang musim kemarau (well, sekarang juga masih kemarau sih di sini), jadi jalannya sangat berdebu.

Akhirnya kamipun sampai di loket masuk ke pantai. Di loket ini ada informasi tarif masuknya, yaitu:

Tarif masuk per orang Rp 10.000.

Tarif masuk motor Rp 5.000.

Tarif masuk mobil Rp 10.000.

Tarif masuk bus sedang Rp 200.000.

Tarif masuk bus besar Rp 250.000.

Setelah membayar tiket masuknya, kami menuju ke deretan pondokan yang ada di pingir pantai. Di pantai ini ada berbagai fasilitas seperti tempat makan di pinggir pantai dan di atas bukit. Ada juga fasilitas olahraga seperti futsal dan voli pantai. Untuk fasilitas olahraga air ada banana boat, kano, snorkeling, dan jetski. Tapi semua itu di luar harga tarif masuk ya, alias harus bayar lagi he he.

Akhirnya kami memilih salah satu pondokan yang tersedia. Harga sewa pondokannya Rp 50.000 tapi tanpa batas waktu. Setelah itu kami mengajak Rayyaan bermain-main di sekitar pondokan. Di dekat pondokan ada permainan jungkat-jungkit, ayunan, dan perosotan. Selain itu ada juga perosotan yang terletak di lautnya tapi masih di bagian yang dangkal.

Tulisan sebelumnya: Menambahkan Judul Postingan pada Gambar dengan PicsArt & Cara Menambahkan Font Baru pada Aplikasi PicsArt.

Kalau terakhir kali ke pantai Rayyaan sempat ogah menapakkan kaki di pantai berpasir (mungkin geli he he) saat main ke pantai ini ia terlihat senang main di pasir. Rayyaan juga lebih enjoy saat diajak masuk ke air. Ia malah minta diajak naik perosotan yang di laut lho. Jadi sambil dipangku Papanya ia bolak-balik minta naik turun perosotan he he.

Saat kami jalan-jalan ke pantai ini, tidak begitu banyak pengunjung lain yang datang. Sebenarnya ada dua bus rombongan ntah dari sekolah mana. Ada juga anak-anak seumuran anak SMA beserta gurunya yang datang kemari. Namun mungkin karena hari itu hari Sabtu jadi pantai masih terasa lengang sekali. Hari Minggu mungkin lebih ramai, apalagi saat libur sekolah, akhir tahun, dan Idul Fitri. Biasanya pantai penuh sesak.

Sebenarnya kalau jalan-jalan kemari kita tidak hanya bisa main-main di pantai ini saja lho. Kita juga bisa mengunjungi Masjid Apung Al Aminah dan Pasir Timbul yang tidak jauh dari pantai. Selain itu kita juga bisa pergi ke Pulat Tegal. Hanya saja kita harus menyewa kapal dulu untuk bisa pergi ke sana. Namun lebih baik pergi beramai-ramai kalau ingin menyewa kapal, supaya lebih irit he he. Kami sempat ditawari pergi ke Pasir Timbul dengan biaya Rp 150.000. Wow! Lumayan mahal juga kalau hanya pergi bertiga. Jadi main-main di pantainya saja sudah cukup deh.

Jam 11 matahari sudah makin tinggi. Jadi dengan susah payah kami mengajak Rayyaan berhenti main air dan pasir he he. Tidak jauh dari pondokan ada kamar mandi untuk membilas badan. Tempatnya cukup bersih. Sayangnya airnya sepertinya bukan air tawar karena terasa pedih di mata dan rasanya agak asin. Sabun juga tidak berbusa dengan air ini. Jadi saran saya untuk pengelola tempat ini sebaiknya menyediakan air yang lebih segar. Selain itu demi keamanan dan kenyamanan pengunjung terutama yang wanita, sebaiknya lubang angin di kamar mandi ditutup dengan kaca buram.

Di samping kamar mandi ada tangga yang menuju ke bukit. Meski tangganya tidak sampai ke puncak, tapi lumayan deh kami jadi bisa melihat hamparan laut biru. Berhubung hari sudah semakin panas kami tidak berlama-lama di atas dan langsung bersiap-siap pulang.

Yang saya suka dari pantai ini adalah pasirnya yang putih dan bagian laut yang dangkalnya cukup luas jadi enak deh buat tempat main anak. Kan ada juga tuh pantai yang bagian dangkalnya sempit, jadi semeter dua meter langsung dalam gitu deh airnya.

Selain itu pantai ini juga bersih, jadi seperti yang tidak bosan-bosannya saya tulis, jangan nyampah di tempat rekreasi ya he he. Tapi saya juga punya saran lain sih. Sebaiknya pepohonan di pantai ini di tambah. Meski kata Bella Swan pantai itu seharusnya panas dan kering, buat saya pantai itu seharusnya teduh di daerah pondokannya hi hi. Semoga kalau suatu hari nanti ada kesempatan main ke pantai ini lagi saya bisa mampir juga ke Masjid Apung dan Pasir Timbul atau bahkan sampai ke Pulau Tegal. Sementara itu, lihat gambarnya dulu saja he he.