Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Tips Mudik Naik Pesawat Terbang dengan Bayi dan Balita


Penghujung Ramadhan biasanya dipenuhi dengan aroma mudik Lebaran. Ini tahun kesekian kami nggak merasakan mudik antar provinsi dan antar pulau, mudiknya antar kecamatan aja he he. Buat orang tua yang punya bayi atau balita, mudik jauh atau dekat biasanya persiapannya lebih ekstra. Lha wong mudik antar kecamatan aja bawaanya rempong banget hi hi, gimana kalau antar provinsi dan antar pulau yaaa? Jadi pengen bernostalgia dengan masa-masa mudik membawa Rayyaan yang masih imut-imut he he. Karena mudiknya agak jauh dari Manado ke Bandar Lampung, jadi sekalian aja ya berbagi tips mudik naik pesawat terbang dengan bayi dan balita.


1. Jaga Kesehatan

Perjalanan mudik meski naik pesawat juga bisa melelahkan. Misalnya saat penerbangan ditunda alias delay dan kita harus menunggu lebih lama. No to mention kami saat itu harus menunggu lagi untuk jadwal penerbangan kedua yaitu yang menuju Bandar Lampung. Jadi kesehatan orangtua dan anak harus benar-benar dijaga supaya tetap fit dan tidak mudah lelah saat mudik.

2. Bawa Baju Ganti Lebih di Tas Jinjing

Pernah nggak mengalami kejadian pesawat rusak atau cuaca buruk sehingga harus ketinggalan penerbangan berikutnya dan terpaksa harus menginap di hotel? Kami pernah, dua kali dengan maskapai yang berbeda. Bagaimana rasanya? Jangan ditanya deh bagaimana rasanya nyaris gagal mudik Lebaran sementara keluarga di rumah sudah menunggu. Tentu aja nggak ada yang mau mengalami ya. Tapi dari pengalaman lebih baik bawa baju ganti plus popok lebih di tas yang kita bawa ke kabin. Kalau perlu bawa juga baju ganti untuk orangtuanya, minimal underwearnya deh he he.


3. Bawa Stroller atau Gendongan yang Nyaman

Balita kan biasanya masih sering digendong kemana-mana ya, apalagi bayi. Untuk mudik, bawa gendongan yang nyaman untuk orangtua dan si kecil. Saya prefer gendongan instan yang egronomis untuk anak di atas 4 bulanan dibanding memakai baby wrap. Soalnya gendongan instan lebih praktis. Pernah juga membawa stroller saat mudik. Sangat membantu saat si kakak capek dan pengen leyeh-leyeh. Membantu juga kalau ibunya mau istirahat dari gendong-gendong he he. Apalagi kalau sekarang kan banyak yang menyewakan stroller termasuk yang bisa dilipat ringkas macam Pockit ya. Recommended buat dibawa mudik naik pesawat terbang dengan bayi dan balita.

4. Bawa Perlengkapan Bayi Secukupnya

Selain baju ganti, saya juga biasanya membawa beberapa perlengkapan bayi di dalam tas yang saya bawa ke kabin. Biasanya sih saya membawa dua tas, satu tas khusus perlengkapan bayi dan satu tas untuk dompet dan handphone. Isi tas perlengkapan bayi biasanya adalah baju ganti, popok, tisu basah, sabun cair bayi, dan makanan.


5. Bersikap Fleksibel di Saat Darurat

Eh maksudnya apaan? Yah pengalaman nyaris gagal mudik membuat saya menyadari di saat-saat tertentu kita harus bersikap fleksibel. Contohnya nih, saat Rayyaan masih di bawah satu tahun dan kami ditelantarkan maskapai, jadi terpaksa harus menginap di hotel yang kondisinya seadanya. Tapi ya nggak usah dibawa stress, nanti anak malah jadi rewel. Saat itu sih berharap semoga spreinya bersih ha ha. Tapi ya dikebut-kebut dulu sebisanya deh. Nggak ada air hangat ya pakai air galon buat lap-lap badan anak hi hi. 

Soal makanan juga saya biarkan aja Rayyaan makan roti yang manis meski baru 10 bulanan. Waktu itu kami terpaksa lanjut perjalanan naik travel dari Jakarta ke Bandar Lampung, daripada harus menunggu kabar nggak pasti dari maskapai soal penggantian jadwal penerbangan. Jadi ya cuma punya bekal roti manis dan air mineral aja. Bersyukur banget deh saat itu Rayyaan nyaris nggak rewel sama sekali.

6. Tetap Bawa Makanan untuk Orangtua Meski sedang Berpuasa

Saat kami nyaris gagal mudik dulu, maskapai akhirnya membagikan makan siang berupa nasi kotak ke penumpang. Karena masih berpuasa ya nggak kami makan. Tapi snacknya kami simpan untuk berbuka puasa. Saat transit di Makasar kami sempatkan membeli beberapa roti manis untuk tambahan bekal (yang akhirnya juga dimakan Rayyaan). Bermanfaat juga untuk mengganjal perut saat melanjutkan perjalanan naik travel (plus harus menyebrang dengan kapal ferry). 

Kalau baca-baca tips di atas sepertinya lebih cocok untuk tips mudik nadik pesawat terbang dan diPHPin maskapai ya ha ha. Yah that's the reality, kadang yang terjadi nggak sesuai dengan yang sudah kita rencanakan. Tapi kalau ada hal-hal yang terjadi nggak sesuai keinginan, yang penting mencoba tetap tenang dan fokus ke solusi (self reminder lagi buat saya).


Trus kalau yang mudik lewat jalur darat seperti naik bus gimana? Kalau soal ini tanya sama Maknya Rania aja deh. Saya juga abis baca-baca soal Tips Mudik Nyaman Naik Bus Bersama Balita. Bermanfaat juga buat diterapkan kalau kapan-kapan mau jalan-jalan ngajak duo R naik bus hi hi. 


Comments

  1. kalau bawa bayi atau balita memang harus lebih detail ya, mbak persiapannya. buat anaknya aja bisa 1 tas sendiri. heuheu

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top