Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Solusi Konsultasi Kesehatan di Saat Pandemi COVID-19


Awal April lalu tepat tiga tahun ibu saya terkena stroke. Bagaimana rasanya melihat orang tua yang biasanya aktif tiba-tiba terbaring lemas tak berdaya. Pastinya sedih dan kalut. Alhamdulillah setelah proses terapi kurang lebih enam bulan, keadaan ibu saya makin membaik. Untungnya soal makanan dan pengobatan, ibu saya termasuk yang tidak bandel. Kalau ada makanan tertentu yang harus dihindari ya sebisa mungkin tidak dikonsumsi. 

Dua tahun terakhir ibu sudah bisa berjalan sendiri meski tertatih. Memang ruang geraknya jadi sangat terbatas. Sebagian besar waktu dihabiskan di rumah atau berjemur di halaman. Hanya sesekali saja ibu pergi, misalnya untuk mengambil uang pensiun dan berkunjung ke rumah keluarga. Terkadang ibu juga ikut pengajian di masjid terdekat, dengan diantar dan dijemput tentunya. Meski kondisi ibu tidak seperti dulu lagi, tapi kami bersyukur kondisinya jauh lebih baik.


Di tengah pandemi seperti ini, tak dipungkiri bahwa ibu saya termasuk yang rentan. Alhamdulillah kantor suami dan sekolah Rayyaan menerapkan kerja dan sekolah dari rumah sesuai anjuran pemerintah. Bahkan dari sekolahpun ada tugas yang berkaitan dengan pencegahan coronavirus atau COVID-19. Dua bulan ini kami berusaha tidak keluar rumah kalau memang tidak perlu. Rasa bosan sih pasti ada, tapi demi ikhtiar pencegahan.



Seminggu yang lalu ibu saya mengeluh kaki kanannya sakit. Tepatnya di bagian pangkal paha dan lutut. Kalau dipakai berjalan rasanya seperti ditusuk-tusuk. Akhirnya saya sarankan ibu untuk menggunakan tongkat, supaya beban kaki kanannya terasa lebih ringan saat berjalan. Namun karena sakitnya belum mereda, kami mulai memikirkan opsi untuk konsultasi ke dokter saraf. 

Sayapun akhirnya mencari informasi tentang dokter saraf di Bandar Lampung yang masih praktik di tengah pandemi ini. Karena ada juga beberapa dokter yang memutuskan untuk tidak praktik sementara waktu. Namun setelah berhasil mendapatkan info tersebut, ada hal lain yang jadi pertimbangan kami. Pertama kami tidak tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk antri masuk ke ruang dokter. Selain itu ayah saya juga sedang kurang fit kalau harus menemani ke RS.

Kalau hanya saya, suami, dan ibu saya yang berangkat bagaimana? Wah anak-anak mau nggak ya ditinggal bertiga saja dengan Akungnya di rumah? Biasanya sih tidak mau. Begitulah, di tengah pademi seperti ini memang harus banyak pertimbangan dulu sebelum memutuskan pergi fasilitas kesehatan. Bahkan kitapun disarankan tidak usah ke faskes dulu apabila hanya mengalami gangguan ringan. Terlebih saat ini kota Bandar Lampung sudah ditetapkan sebagai salah satu zona merah penyebaran COVID-19.


Di tengah kebingungan saya, ada informasi mengenai Halodoc. Saat itu baru deh saya sadar, oh iya ya kenapa kok nggak terpikirkan konsultasi dengan dokter secara daring dulu. Jadi kan nggak perlu pergi ke faskes. Akhirnya saya unduh deh aplikasinya di Play Store. Ternyata lewat aplikasi ini, kita bisa berkonsultasi dengan dokter sesuai dengan keluhan yang dialami. Tidak hanya dokter umum yang ada melainkan juga dokter spesialis.


Setelah membuat akun Halodoc, sayapun mencari opsi untuk konsultasi dengan dokter saraf. Ternyata banyak pilihan dokternya. Kita bisa memilih mana dokter yang sedang stand by dan bisa melayani konsultasi. Tarifnya terjangkau kok. Biaya sesi konsultasi dengan dokter saraf yaitu Rp 50.000 per 30 menit dan kita bisa membayarnya dengan gopay. Tapi saya hanya perlu membayar Rp 25.000 saja karena saya sedang ada promo tarif. Alhamdulillah…


Pagi itu saya berkonsultasi dengan dr. Deya, dokter spesialis neurologi (saraf) mewakili ibu saya. Beberapa pertanyaan yang diajukan dr. Deya adalah apakah ibu melakukan aktivitas berat dan obat apa yang dikonsumsi. Sayapun berusaha menjelaskan gejala yang dialami oleh ibu. Kesimpulannya adalah, ibu mengalami radang sendi dan ketegangan otot. Penyebabnya bisa jadi karena pengapuran, berkurangnya pelumas sendi, usia, dan gangguan saraf.


Di akhir sesi dr. Deya memberikan rekomendasi obat untuk pertolongan pertama. Tentunya disertai catatan kapan harus diminum. Misalnya pagi hari sesudah makan. Resep ini bisa langsung ditebus juga lho. Bagaimana caranya? Kan dokternya jauh? Jadi ternyata kita bisa memesan obatnya langsung dari aplikasi Halodoc karena sudah bekerjasama dengan Gojek. Kita juga bisa mengecek harganya dulu dan memilih obat mana saja yang ingin ditebus.


Mudah sekali ya, kita bisa berkonsultasi dengan dokter lewat chat dan langsung menebus obatnya. Tidak hanya chat, kita juga bisa berkomunikasi dengan dokter lewat fitur voice dan video call. Dokter yang terdaftar di Halodoc merupakan dokter yang terserifikasi. Aplikasi ini juga merupakan partner dari Kementrian Kesehatan RI.


Selain itu kita juga bisa membuat janji dengan dokter yang ada di domisili kita lewat fitur yang ada di Halodoc. Jadi kalau memang perlu konsultasi secara tatap muka, kita tidak perlu repot mendaftar dengan datang langsung dulu ke RSnya.


Apakah ada fitur Halodoc yang berkaitan dengan penanganan COVID-19? Tentu ada dong. Kita bisa memeriksa apakah kita termasuk orang yang berisiko COVID-19. Alhamdulillah saya termasuk yang berisiko rendah. Bagi yang berisiko tinggi, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk membuat janji mendapatkan rapid test.


Bagi teman-teman yang ada gangguan kesehatan tapi belum bisa berkonsultasi langsung dengan dokter, aplikasi ini recommended untuk diunduh. Daripada mengira-ngira sendiri tentang gangguan yang kita alami, kan lebih baik ya kalau berkonsultasi dengan yang ahli.


Saya punya beberapa tips berkonsultasi via Halodoc:

1. Sediakan waktu khusus untuk benar-benar bisa berkonsultasi, jangan disambi dengan kegiatan lain mengingat ada batas waktu konsultasi.
2. Sabar menunggu balasan dari dokter. 
3. Jangan mengakhiri konsultasi sebelum dokter memberi kesimpulan dan rekomendasi.
4. Usahakan memberikan keterangan dengan jelas tentang gejala yang dialami.
5. Tulis daftar obat yang pernah/sedang dikonsumsi berkaitan dengan gejala yang dialami.
6. Jawab pertanyaan dokter dengan jujur.
7. Jangan lupakan sopan santun saat berkonsultasi meski lewat bahasa tulisan.
8. Tanyakan informasi mengenai efek samping obat.

Semoga sharing dari saya bermanfaat ya. Semoga kita semua selalu sehat dan wabah COVID-19 ini segera berlalu dari muka bumi. 

Comments

  1. Alhamdulillah keluhan ibundanya bisa dikonsul ke halodoc ya. App yang helpful banget nih di masa sekarang

    ReplyDelete
  2. Jangan sampai sakit deh. Kalaupun sakit tapi nggak parah2 banget nggak usah ke dokter atau RS, mendingan konsultasi online. Serem masa pandemi begini fasilitas kesehatan rawan penularan semua.

    ReplyDelete
  3. Dalam kondisi pandemi seperti sekarang, memang disarankan banget untuk konsultasi kesehatan secara online dulu. Untung Halodoc menyediakan fasilitas ini, ya

    ReplyDelete
  4. bener mbak, kmrn sempet ngerasa ga enak perut, mau ke dokter kok ngeri2 sedap ya, akhirnya buka halodoc, konsul di sana dan di kasih resep, bisa langsung beli online dan diantar ojol, duh senangnya

    ReplyDelete
  5. dengan adanya aplikasi halodoc ini jadi semakin praktis yaa, jadi nggak perlu keluar rumah untuk konsultasi soal kesehatan hihi

    ReplyDelete
  6. Serba praktis ya mba bisa lgsg konsultasi dan aku jg pake halodoc buat fitur beli obatnya mba

    ReplyDelete
  7. Sangat terbantu banget dengan aplikasi kesehatan seperti halodoc, apalagi di saat pandemi seperti saat ini.

    ReplyDelete
  8. Selama ini aku selalu pakai aplikasi Halodoc buat konsultasi dan dapat resep dari dokter.. apalagi masa pandemi gini, sebisa mungkin nggak ke klinik atau RS buat konsultasi dan berobat. Halodoc andalan banget.

    ReplyDelete
  9. Bermanfaat sekali infonya.
    Selama ini, aku instal halodoc, tapi masih sebatas membaca-baca artikel yang ada di apps tersebut.

    ReplyDelete
  10. Alhamdulillah masih bisa melakukan konsultasi dengan dokter ya meskipun di rumah saja gini. Berbagai kasus kesehatan yang muncul di tengah masa pandemi memang butuh effort sendiri ya untuk mengatasinya. Kemajuan teknologi dengan menggunakan app halodoc ini sangat membantu masyarakat.

    ReplyDelete
  11. Ooh aku pernah juga konsul ke dokter umum di Halodoc. Waktu itu biayanya masih free, hehe. sekarang pun terjangkau banget yaa 50ribu ke dokter spesialis. Bayangin deh kalau kudu ke RS, antre panjang, belum lagi rawan covid.

    ReplyDelete
  12. Halodoc di pandamic gini berguna sekali ya Bu... Jadi Kita bisa Konsul sebelum pergi ke dokter dan buat janji pun jadi mudah

    ReplyDelete
  13. Halodoc solusi kesehatan masa kini ...

    Dulu om saya juga pernah kena stroke. Keluar rumah sakit itu gak bisa apa2, terapi bioelectric, entah sekarang masih ada apa tidak. Di Cirebon, perbatasan kota dan kabupaten, arah RS Pertamina. Cukup terkenal. Dulu ketika SBY masih memimpin, ketika pir ke Cirebon kerap berobat di sana, alamarhum Bu Ani dulu. Soalnya, saat tertentu pasien setop karena ada RI1 mau datang.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top