Akhir Juli lalu teman saya tiba-tiba ada yang punya ide untuk hiking bareng. Biasanya kalau jalan atau ngumpul bareng kan tujuannya mall, café, atau tempat makan lain, jadi sekali-sekali mau beraktivitas bareng di alam.
Awalnya sih saya bersemangat, tapi jujur H-3 tiba-tiba khawatir nggak kuat ha ha. Tapi alhamdulillah ada teman blogger yang sharing pengalamannya ikut hiking di tempat yang sama, menurut testimoni nih rutenya aman untuk pemula.
Lokasi hikingnya adalah Desa Wisata Sumber Agung, Kemiling, Bandar Lampung. Sumber Agung terletak di kaki Gunung Betung. Jaraknya sekitar 10 km dari pusat kota Bandar Lampung. Desa ini adalah wilayah penyangga dari kawasan Tahura Wan Abdul Rachman.
Di sekitar sini memang ada beberapa tempat wisata seperti Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Lembah Durian, Lengkung Langit, Taman Betung, Penangkaran Rusa, dan lain-lain. Letaknya yang lebih tinggi dari pusat kota serta masih banyaknya pepohonan membuat kawasan ini cocok untuk healing.
Pada hari yang ditentukan, saya dan teman-teman berkumpul di depan Lengkung Langit 2 karena jalan masuk ke Desa Wisata Sumber Agung terletak di seberang tempat tersebut. Paket hikingnya sudah termasuk sewa trekking pole, air mineral, dan makan siang. Peserta hanya perlu membawa jas hujan, baju ganti, makanan ringan, dan botol minum.
Hiking, aktivitas berjalan kaki di jalur yang sudah ada, melalui pegunungan, semak-semak, dan daerah pedesaan. Hiking biasanya hanya memakan waktu setengah hari atau sehari penuh, dengan tingkat kesulitan yang lebih ringan dibanding trekking.
Petualangan kami dimulai sekitar jam 7.30 pagi, diawali dengan pemanasan. Ada dua pemandu yang menemani kami di depan dan di belakang rombongan. Awalnya saya dan teman-teman melewati rumah-rumah penduduk untuk sampai ke pos pertama. Jaraknya tidak jauh tapi jalurnya sudah menanjak, jadi belum apa-apa saya sudah ngos-ngosan ha ha.
Di pos pertama kami berdoa semoga perjalanannya lancar. Selesai berdoa, lanjut menanjak lagi. Sesekali kami berpapasan dengan penduduk setempat. Sebagian wilayah Gunung Betung ini terutama di wilayah kaki gunungnya memang ada ladang-ladang penduduk.
Kawasan Tahura Wan Abdul Rachman sendiri sudah ditanami lebih dari 100 ribu tanaman seperti kemiri, lada, pohon aren, kopi, cokelat, dan karet. Sebenarnya paket hiking ini juga menawarkan wisata petik kopi, tapi saat itu semua kopinya sudah dipanen bahkan biji kopinya sedang dijemur warga di halaman rumah mereka. Kami juga banyak melihat pohon pepaya, cabe, dan tanaman perkebunan lain. Jadi saat hiking harus hati-hati juga jangan sampai dengan sengaja/tanpa sengaja merusak tanaman yang ada di sana, dan pastinya jangan membuang sampah sembarangan.
Manfaat hiking:
Menurunkan resiko penyakit jantung
Meningkatkan kebugaran tubuh
Meningkatkan kesehatan mental
Di salah satu titik pemberhentian kami ada lahan dengan banyak pohon kemiri. Ternyata pohon kemiri itu tinggi-tinggi. Hati-hati juga kalau duduk di bawah pohonnya, lebih baik duduk dekat batang besarnya saja karena buahnya lebih banyak di ujung dahan atau ranting. Kalau ada yang jatuh dan terkena kepala, lumayan deh sakitnya.
Di sini juga ada pos yang berupa rumah gubuk dilengkapi dengan toilet dan mushola. Di sini peserta diberi sebotol air mineral yang dingin, bukan karena dari kulkas tapi karena memang udara dingin membuat airnya jadi lebih sejuk. Tak hanya itu, kami juga mencicip air nira. Ternyata rasanya agak mirip air buah leci atau rambutan.
Setelah beristirahat, kami lanjut ke tujuan berikutnya yaitu Saung Kang Mus. Di sini juga ada toilet bagi pengunjung yang membutuhkan. Bagian selanjutnya adalah jalur yang lebih menantang untuk didaki untuk pemula, namun ada tali yang diikatkan di antara pohon untuk memudahkan peserta untuk mendaki.
Ini adalah bagian terberat sih bagi saya, jadilah setiap 2-3 langkah saya berhenti dulu untuk mengambil nafas. Tapi setelah sampai di Puncak Batu Limas, rasanya terhibur melihat pemandangan kota Bandar Lampung serta Teluk Lampung dari ketinggian 725 mdpl.
Puncak Batu Limas ini bukan merupakan puncak Gunung Betung ya, tapi masih separuhnya. Puncak Batu Limas ini merupakan puncak tertinggi dari jalur hiking kami. Untuk pemula ya cukup di sini dululah ya he he. Di puncak ini ada batu berukuran besar yang jadi tempat berfoto peserta hiking. Asal hati-hati insyaa Allah aman kok berfoto di sini karena ukuran batunya besar.
Dari sini kami turun menuju Batu Lapis. Di sini peserta harus berhati-hati juga karena jalurnya yang licin. Disebut Batu Lapis karena batunya memang berlapis-lapis dan ada aliran air yang merupakan ‘ekor’ dari aliran air terjun yang ada di Gunung Betung. Airnya sejuk banget apalagi untuk merendam kaki yang lelah setelah mendaki.
Setelah lelah berkurang, waktunya untuk pulang. Kami turun melalui jalur yang berbeda dengan jalur mendaki. Rupanya turunpun juga butuh perjuangan ya karena kalau terburu-buru bisa tergelincir dan sendi juga terasa sakit (maklum faktor u) ha ha. Tapi di jalur turun ini kami bisa lebih leluasa ngobrol karena tidak mudah kehabisan nafas seperti saat naik he he.
Setiba di bawah, sudah ada menu makan siang yang menunggu yaitu nasi, ayam bakar, lalapan, sayur asem, dan sambal. Langsung ludes deh karena enak dan karena capek ha ha. Hiking santai ini memakan waktu sekitar 5 jam pulang pergi. Not badlah ya buat pemula (yang sedang jarang jalan pagi pula). Alhamdulillah pemandunya juga sabar mengawal dan mendengar keluhan kami saat capek ha ha. Mudah-mudahan nih lain waktu bisa hiking lagi dengan tujuan air terjun yang lebih besar/tinggi yang ada di Gunung Betung. Aamiin…
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)
Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29