Talkshow Seru dengan Penulis Buku Best Seller |
Minggu, 4 September kemarin saya menghadiri acara Talkshop FLP Lampung sekaligus Launching Buku 17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra. Mumpung masih hangat nih di ingatan jadi malam harinya langsung saya tulis deh cerita saya tentang acara yang bertemakan Lampung Menulis, Terbitkan Karya Berseri.
Seperti yang sudah diumumkan oleh panitia, talkshow ini akan diisi oleh tiga pembicara yaitu Mbak Sinta Yudisia (Ketua FLP Pusat dan penulis lebih dari 50 judul buku), Mbak Izzah Annisa (member Tapis Blogger, penulis asal Lampung dengan karya best seller "10 Pahlawan Islam"), dan Mas Ikhsan Aura, owner Aura Publishing. Yang menjadi moderator talkshow ini adalah Mbak Fitri Restiana, penulis Lampung yang juga member Tapis Blogger. Acara yang berlokasi di gedung Malahayati Career Center ini dibuka oleh Bapak dr Achmad Farich MM, Wakil Rektor Universitas Malahayati. Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran buku 17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra yang ditulis oleh anggota FLP Lampung dan perkenalan singkat para penulisnya.
Baca: Mengenal Tradisi Topeng Sekura Lewat Jelajah Semarak Budaya, Lampung Krakatau Festival 2016.
Acara launching buku 17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra. |
Setelah acara launching buku, ada pembacaan puisi dari Mas Yoga Pratama dan Galih Aditya. Mas Yoga menyajikan video musikalisasi puisi yang keren. Eh saya familier deh dengan orang-orang yang ada dalam video ini. Rupanya Mas Yoga menggunakan pertunjukkan dari peserta Jelajah Semarak Budaya kemarin sebagai 'background' video musikalisasinya. Mas Yoga berkata puisi dan video ini ia buat supaya kita tidak melupakan budaya Lampung (teman-teman saya di Tapis Blogger keren-keren ih).
Penayangan video musikalisasi puisi. |
Mbak Fitri Restiana penulis buku Cinta Tanpa Syarat sebagai moderator talk show. |
Kemudian tibalah di acara utama hari ini yaitu talkshow. Pertama-tama ada sharing dari Mbak Sinta Yudisia tentang 5 Things Must-Learn about Writing atau 5 Hal yang Harus Dipelajari tentang Menulis, yaitu:
1. Banyak membaca.
2. Observasi.
3. Sediakan waktu untuk menulis.
4. Berlatih lewat media lokal, blog, dsb.
5. Faktor X.
Baca: Pembukaan Jelajah Pasar Seni Lampung: Pertunjukan Pesona Budaya dan Keindahan Alam Lampung.
Baca: Pembukaan Jelajah Pasar Seni Lampung: Pertunjukan Pesona Budaya dan Keindahan Alam Lampung.
Mbak Sinta Yudisia. |
Namanya mau jadi penulis ya harus banyak membaca buku. Mbak Sinta bercerita tentang Bung Hatta saat dipenjara menjual jatah minyak goreng yang didapat kemudian membagi uangnya untuk tiga hal": 1. Membantu teman-teman seperjuangan, 2. Membeli perangko, 3. Membeli buku. Luar biasa ya seorang Bung Hatta, meski dalam kesempitan tetap menyisihkan uang untuk membeli buku. Lewat membaca buku kita mendapat banyak pengetahuan baru termasuk kosa kata dan diksi yang bisa bermanfaat dalam menulis buku.
Mbak Sinta juga memaparkan kalau penulis harus rajin mengobservasi dan belajar mengamati dengan baik. Kurang observasi bisa menyebabkan kita susah menulis. Ia bercerita saat mengajak teman-temannya untuk menulis tentang Seoul, ada yang berpendapat sudah banyak tulisan tentang kota itu misalnya tentang berbelanja di sana. Padahal masih ada yang bisa diobeservasi dan ditulis seperti tentang membeli makanan halal di Seoul, dsb. Bagi yang menulis di blog Mbak Sinta juga menyarankan untuk banyak mengobservasi tentang Lampung. Apakah para blogger sudah konsisten menulis tentang Lampung misalnya dari segi transportasi, makanan, dan pariwisata. Sehingga saat ada yang ingin berkunjung atau mencari tahu tentang Lampung ia akan mampir ke blog kita.
Baca: Ruang Baca Anak Perpustakaan Daerah Lampung.
Baca: Ruang Baca Anak Perpustakaan Daerah Lampung.
Pengisi acara kedua adalah Mbak Izzah Annisa. Mbak yang pemalu tapi tidak pemalu ini mengungkapkan alasan kenapa kita harus suka membaca dan menulis, yaitu karena:
1. Perintah Allah.
2. Terhindar dari kebodohan.
3. Investasi akhirat.
Mbak Izzah Annisa. |
Ada kata-kata Mbak Izzah yang paling saya suka nih "Menulis bisa menjadi investasi akhirat. Manusia mati meninggalkan karya. Jika karya kita baik dan bisa menjadi inspirasi insyaa Allah bisa menjadi bekal akhirat kita." Seperti Mbak Sinta, Mbak Izzah juga menekankan pentingnya untuk banyak membaca. Siapa bilang menulis cerita anak tidak perlu memperbanyak pengetahuan dengan membaca? Misalnya nih kalau kita ingin menulis cerita tentang paus, lalu kita tulis "Paus henak meletakkan telurnya di tempat paling nyaman." Bisa-bisa pembaca heran atau mendapatkan info yang salah. Paus kan mamalia, jadi nggak bertelur.
Mbak Izzah juga menceritakan proses pembuatan buku komik 10 Pahlawan Islam. Dimulai dari membuat scriptnya, membuat story board sehingga ilustrator bisa membuat gambar yang sesuai dengan cerita, sampai akhirnya jadi deh komiknya. Eh Rayyaan juga sudah punya lho komiknya. Bangga deh ada komik Islami karya penulis dan komikus Lampung.
Baca: Syarat Keanggotaan dan Jam Buka Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.
Baca: Syarat Keanggotaan dan Jam Buka Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.
Buku barunya Rayyaan. |
Pengisi acara ketiga adalah Mas Ikhsan Aura dari Aura Publishing. CV Anugrah Utama Raharja (AURA) merupakan perusahaan penerbitan asal Lampung. Mas Ikhsan mendirikan Aura Publishing ini berawal dari hobinya membaca buku. Beliau menuturkan ada dua cara menerbitkan buku, yaitu lewat penerbitan mayor dan self publishing. Di penerbitan mayor, penulis mengirim naskah ke penerbit dan setelah naskah diterima, buku diterbitkan dan dipasarkan lalu penulis akan mendapatkan royalti dari penerbit. Sementara self publishing artinya penulis menerbitkan buku dengan biaya sendiri.
Mas Ikhsan Aura. |
Baik lewat penerbitan mayor maupun self publishing penulis juga harus pro aktif dan kreatif mempromosikan bukunya. Cara mempromosikan dan memasarkan buku bisa lewat media sosial seperti Facebook dan Instagram. Penulis juga bisa promosi langsung ke teman dan keluarga. Nah teman-teman dan keluarga dari para penulis, support mereka dengan membeli bukunya ya, jangan malah minta gratisan. Menulis dan menerbitkan buku itu butuh perjuangan lhooo. Selain itu para penulis yang tergabung dalam komunitas juga bisa berkolaborasi dalam mempromosikan buku. Manfaatkan internet dan berkolaborasi juga dengan komunitas lain.
Deeva sedang diwawancara nih. |
Eh masih ada satu pengisi acara lagi nih, tapi masih imut-imut. Baru berusia 12 tahun dan masih duduk di bangku SMP, namanya Deeva Ananta Viranti. Imut-imut begini tapi sudah punya karya lho yang berjudul Liontin Peri. Komik ini diterbitkan 11 Agustus lalu oleh Muffin Graphics. Wah banyak bibit penulis muda nih di Lampung.
Sebagian peserta talkshow. |
Namanya acara talkshow pasti ada sesi tanya jawabnya. Apa saja ya yang ditanyakan para peserta?
1. Saya punya beberapa ide untuk ditulis, tapi kok susah ya merangkai kata supaya enak dibaca?
Banyak membaca buku bisa memperkaya kosakata dan diksi yang membantu dalam proses penulisan. Kalau ingin menulis dengan tema dongeng anak berarti kita harus banyak membaca buku dongeng anak. Ingin menulis dengan tema jalan-jalan berarti harus banyak membaca buku tentang traveling. Setelah menulis juga harus siap dengan kritik dan saran.
2. Tipe buku apa yang diterbitkan secara mayor oleh Aura Publishing?
Aura Publishing menerima naskah dengan tema yang bervariasi, tapi intinya buku-buku yang akan ditebitkan harus yang memiliki pesan moral yang baik.
3. Saya sudah pernah menulis buku. Tapi sekarang saat saya membaca kembali hasil tulisan saya, saya merasa karya saya itu kok nggak banget dan membuat saya down ya? Bagaimana cara mengatasinya?
Setiap penulis pernah mengalami hal serupa. Termasuk Mbak Sinta pernah mengalami saat-saat di mana rasanya tidak ingin menulis lagi. Tapi tetaplah menulis, jika kita merasa karya terdahulu masih ada kekurangan itu artinya setiap hari kita berubah dan mengalami perkembangan (jawaban dari Mbak Sinta dan Mbak Izzah).
Kenang-kenangan untuk Mbak Sinta Yudisia diberikan oleh Mbak Naqiyyah Syam. |
4. Kalau punya bakat menulis tapi tidak suka menulis novel bagaimana ya?
Menulis itu tidak hanya menulis cerita anak atau novel. Menulislah tentang hal-hal yang disukai misalnya tentang game atau film (Mbak Sinta).
5. Bagaimana kalau sedang tidak mood menulis dan mengalami writer's block?
Refreshing dulu supaya tidak stess (jawaban dari Deeva nih). Contoh refreshingnya misalnya pergi ke tempat yang pemandangan alamnya bagus dan bersosialisasi (silaturahim) dengan banyak orang (Mbak Sinta).
6. Kalau naskah ditolak rasanya jadi down nih, bagaimana cara mengatasinya?
Meski rasanya down, tapi jadikan sebagai motivasi untuk terus memperbaiki karya. Saya pernah menanyakan ke penerbit dan media apa alasan naskah atau cerita saya ditolak supaya kita bisa merevisi karya yang sudah kita tulis (Mbak Izzah).
7. Saya suka menulis tapi kok seperti tidak punya waktu untuk menulis ya?
Manage waktu untuk menulis. Beberapa penulis saat mengerjakan naskah buku ada yang puasa internet selama 3 bulan. Tapi jika kita tetap harus menggunakan gadget, batasi waktunya. Gadget dan media sosial adalah godaan nomor satu dalam menulis. Niatnya mau browsing materi di Google jangan berlanjut ke membuka medsos dan instant messenger (Mbak Sinta) >> duh yang ini nonjok banget deh, saya sering soalnya ada niat mau ngeblog eh malah ujung-ujungnya larut di medsos dan IM he he.
Juara pertama lomba cerpen. |
Itu dia beberapa pertanyaan yang berhasil saya rangkum. Bagi yang bertanya, ada hadiah dari panitia nih. Acara kemudian ditutup dengan pemberian kenang-kenangan untuk para pengisi acara. Tapi masih ada satu lagi yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman pemenang lomba cerpen tingkat SMP. Ini dia pemenangnya:
Juara I Siti Atika Azzahrah - SMP IT Fitrah Insani
Juara II Salwa Yumna Soyu - SMP IT Fitrah Insani)
Juara III Nabila Ratna Az-Zahra - SMP IT Ar-Raihan)
Sayangnya salah satu pemenang tidak datang jadi diwakilkan oleh temannya. Eh ternyata temannya juga jadi pemenang lomba he he. Selamat ya adik-adik. Semoga bisa jadi motivasi untuk menghasilkan karya yang bermanfaat.
Credit pic: Naqiyyah Syam. |
Memang luar biasa cepat, ligat, dan mantap emak satu ini kalo bikin reportase kegiatan (y)
ReplyDeleteMumpung materinya masih hangat di kepala niiih hehe
DeleteWah, lengkap sekali reportase acaranya. Terima kasih sudah menuliskannya. Berasa ikut acara itu juga
ReplyDeleteTerima kasih sudah mampir ke blog ini :)
DeleteWuih, lengkap Mbak :)
ReplyDeletewah seru banget ya mbak
ReplyDeletebisa berbagi ilmu dan bertemu tokohnya sekalian
Iya nih :) Ikut acara begini selain nambah ilmu bisa nambah semangat juga
DeleteTalkshow seperti ini yang dibutuhkan untuk makin giat menulis ya mba. Aku suka ngiri kalo ada yang berhasil nulis buku. Aku kapaaan. hehehehe
ReplyDeleteMakasih udah berbagi mbaa
Saya juga ngiri he he. Sementara ilmunya saya terapkan ke nulis blog aja dulu hi hi
DeleteFaktor x nya ngga dijelasin jadi penasaran.
ReplyDeleteWah iya ya nggak saya tulis. Faktor X intinya tekun berdoa juga
DeleteBagus ya acaranya, aku jarang2 dateng ke event gini
ReplyDeleteSaya juga nunggu Sabtu/Minggu biar ada yang jaga anak Mbak he he
Deletecatatan acaranya lengkap banget mba :D
ReplyDeleteTerima kasih. Mumpung masih lekat di ingatan nih. Kebiasaan kalau nggak langsung ditulis begini pasti tertunda2 dan sudah banyak yang lupa.
Deletewah acaranya keren
ReplyDeleteKeren banget :)
DeleteBuh keren
ReplyDeletesungguh bermanfaat sekali uraian mba Heni. terima kasih lho mbaaa... aku juga menyimak penuturan lainnya di blog kece ini... salam kenal.
ReplyDeletemantap-mantap. kebetulan saya tinggal di Lampung mba. kalo beli buku ini dimana mba?
ReplyDelete