Kira-kira dua minggu lalu saya mengikuti sebuah kulwapp yang bagus
sekali yaitu tentang mendampingi anak belajar di rumah dalam kondisi istimewa.
Kondisi seperti apa? Sudah pasti wabah covid 19 ini ya.
Mengingat situasi sekarang ini tentu wajar kalau orang tua berat melepas anak belajar di sekolah. Karena untuk kembali belajar di sekolah, banyak sekali protokol kesehatan yang harus dijalankan. Pada akhirnya, belajar di rumah jadi pilihan yang diambil oleh banyak orang tua, salah satunya adalah saya (dan suami tentunya).
Mengingat situasi sekarang ini tentu wajar kalau orang tua berat melepas anak belajar di sekolah. Karena untuk kembali belajar di sekolah, banyak sekali protokol kesehatan yang harus dijalankan. Pada akhirnya, belajar di rumah jadi pilihan yang diambil oleh banyak orang tua, salah satunya adalah saya (dan suami tentunya).
Nah kulwapp yang saya ikuti ini diadakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena)
Malang. Judul kulwapp yang yaitu “Jadi Guru di Rumah untuk Buah Hati Selama Pandemi.”
Dengan pemateri Bunda Abyz Wigati, Konselor Anak dan Keluarga serta founder FLP
Malang.
Sebenarnya tema awal kulwapp ini adalah tentang homeschooling, namun
kemudian diubah. Karena homeschooling dan belajar di rumah saat pandemi adalah dua
hal yang berbeda. Homeschooling adalah pilihan proses belajar berbasis keluarga.
Sementara belajar di rumah karena pandemi pada intinya adalah pengganti proses
belajar di sekolah.
Kondisi saat ini menjadi tantangan besar bagi orangtua, terutama yang
belum terbiasa mendampingi anak belajar di rumah. Sebelumnya rutinitas yang
terjadi adalah, anak belajar di sekolah dan orang tua bekerja di kantor.
Gurupun bisa jadi belum siap dengan pembelajaran jarak jauh seperti ini. Namun Bunda
Abyz menyarankan orang tua menerima situasi dan kondisi saat ini sebagai
tantangan, bukannya beban.
Bagi anak-anak, belajar di rumah ini juga jadi tantangan buat mereka.
Karena anak-anak punya kebutuhan berinteraksi dengan teman-temannya dan mengeksplorasi
dunia luar. Namun wabah membatasi mereka melakukan kedua hal tersebut. Biasanya
anak-anak langsung belajar dengan guru, sekarang harus belajar dengan media
daring.
Sementara di sisi lain, orang tua juga harus tetap bekerja baik
pekerjaan domestik maupun pekerjaan kantor. Ada orang tua yang tidak paham
materi pelajaran, ada yang gaptek, ada yang kondisinya terbatas seperti koneksi
internet yang kurang baik. Selain itu ada juga orang tua juga menghadapi
perubahan rutinitas dan bisa jadi ada tantangan ekonomi juga karena pandemi
ini.
Lalu apa saran dari Bunda Abyz? Pertama orang tua harus menerima keadaan
atau berdamai dengan keadaan. Maksudnya bukan menganggap remeh wabahnya ya.
Namun menerima keadaan bahwa situasi ini jadi mengharuskan anak untuk belajar
di rumah dengan didampingi orang tua. Jangan dianggap sebagai beban namun
anggap ini sebagai kesempatan. Kesempatan apa?
Kesempatan lebih banyak menghabiskan waktu dan menjalankan peran sebagai orang tua untuk mendampingi anak belajar.
Setelah bisa menerima keadaan, bangun peran bersama dengan keluarga. Caranya
bagaimana? Orang tua bisa bersikap terbuka pada anak tentang situasi yang sedang
dihadapi, namun disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak. Upayakan saling
terlinat dalam aktivitas belajar dan bekerja. Jangan lupa untuk saling
menguatkan antar anggota keluarga.
Orang tua juga sebaiknya mendampingi dan menciptakan suasana belajar
yang kondusif. Beri simpati dan apresiasi, serta berdemokrasi supaya proses
belajar tetap menyenangkan.
Selain itu orang tua juga bisa berjejaring dengan sesama wali murid
supaya bisa saling menguatkan dan saling mendukung dan berbagi informasi. Orang
tua juga bisa berkomunikasi dengan sekolah terkait waktu, konten, dan tugas
pembelajaran. Komunikasikan tantangan yang dihadapi orang tua pada pihak
sekolah. Tidak perlu malu meminta penjelasan lebih lanjut apabila ada materi
yang belum dipahami orang tua. Selain itu orang tua juga bisa meminta
kelonggaran dari pihak sekolah terkait waktu pengumpulan tugas.
Hal ini karena belajar di rumah itu bukan serta merta memindahkan jadwal
dan metode belajar di sekolah ke rumah. Orang tua dan anak bisa mengubah metode
pembelajaran yang berkesesuaian dengan kondisi keluarga. Karena yang terpenting
adalah menjalaninya dengan bahagia. Orang tua bahagia dan anak bahagia,
sehingga bonding atau kelekatan semakin erat dan baik anak maupun orang tua
mendapatkan value atau nilai dari proses belajar tersebut.
Comments
Post a Comment
Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)
Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29