Home education, topik
ini sedang jadi bahasan hangat di linimasa, sehubungan dengan kegalauan
orangtua menjelang wacana dibukanya kembali sekolah di saat pandemi masih berlangsung.
Bagaimana dengan keluarga kami? Insyaa Allah sudah memutuskan bahwa anak-anak
masih akan tetap belajar di rumah.
Ingin menerapkan
distance learning atau homeschooling? Kami simpan dulu dua pilihan itu. Saat ini
kami ingin lebih fokus membahas kembali tentang home education sambil berefleksi
tentang keresahan selama ini. Sudah sejauh mana peran kami sebagai orang tua dalam
mendidik anak?
“Home education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yang tak tergantikan oleh siapapun dan tidak bisa didelegasikan kepada siapapun. Home education adalah membangkitkan dan menumbuhkan potensi fitrah dalam diri orangtua dan anak-anak, agar mencapai peran sejati peradaban dengan semulia-mulia akhlak.” – Buku Fitrah Based Education, Ustadz Harry Santosa.
Seringkali masih ada
keraguan dalam diri tentang kemampuan mendidik anak. Meski di buku FBE inipun
Ustadz Harry sudah menuliskannya:
“Home education sejatinya adalah kemampuan alami dan kewajiban syar’i setiap ayah bunda yang dipercaya menjaga amanahNya. Tidak ada yang LUAR BIASA, kita hanya akan melakukan yang SEMESTINYA orangtua lakukan.”
Can we do it?
“Tetap optimis, karena Allah telah menginstal parenting pada tiap fitrah ayahbunda.”
Sebelum melangkah,
yang pertama harus dilakukan adalah Tazkiyatun Nafz atau pensucian jiwa.
Caranya menjernihkan hati dengan banyak mendekat, memohon ampunan pada Allah,
menjaga diri dari hal subhat apalagi yang haram.
Mendidik anak dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Supaya lebih mudah bagi orangtua untuk melihat fitrah baik dan unik dari dalam diri anak.
Mendidik anak dengan nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Supaya lebih mudah bagi orangtua untuk melihat fitrah baik dan unik dari dalam diri anak.
Home education juga
ternyata tidak diawali dengan berbagai hal teknis, namun di mulai dari mendidik
diri sendiri sebagai orang tua. Bukan dimulai dari obsesi pribadi dan
menjejalkan pengetahuan, namun dari keinginan kembali ke menyadarkan dan
membangkitkan fitrah-fitrah.
Karena home education
ini dalam konsep maupun prakteknya berbeda bahkan melawan arus pendidikan yang
umumnya kita samakan dengan persekolahan. Karena itu orang tua harus punya
pijakan yang kuat dan kokoh serta ridho dalam menjalaninya. Mendidik anak tidak
lama, hanya sampai usia aqil baligh sekitar 14-15 tahun.
Kalau dipikir-pikir
ternyata memang masa yang singkat sekali ya. Jika mereka sudah dewasa, bagaimana
jika kita tidak punya kesempatan lagi memperbaiki karakter yang sudah terbentuk
dan menyempurnakan akhlak mereka? Sementara orang tualah yang akan dimintai
pertanggungjawaban atas anak kelak di akhirat.
Karena itu anak butuh
masa 15 tahun pertama yang penuh pesan dan imaji yang baik, positif, tulus, dan
penuh cinta yang hanya bisa diberikan orang tuanya.
Sumber: Buku Fitrah Based Education, Harry Santosa
Sumber: Buku Fitrah Based Education, Harry Santosa
home education emang penting banget buat setiap anak. terutama dalam pembentukan karakternya. semangat ayah bunda :)
ReplyDelete