Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast

2,5 Juta Rupiah dan Pelajaran Tentang Kecerdasan Finansial

2,5 Juta Rupiah dan Pelajaran Tentang Kecerdasan Finansial

Akhir-akhir ini kalau ngerjain tugas Kelas Bunda Sayang yang Tantangan 10 Hari itu, saya lebih sering ngepost di IG @letsplayandlearn dibanding blog www.letsplayandlearn.net. Soalnya di IG memang lebih simpel sih ya kalau harus posting-lapor di hari yang sama selama minimal 10 hari berturut-turut. 



Btw, Bunda Sayang itu apaan sih? Bunda Sayang adalah salah satu kelas online yang difasilitasi oleh IIP, Institut Ibu Profesional.

"Program Bunda Sayang adalah program pembelajaran yang  diikuti oleh para Ibu Profesional yang sudah lulus Matrikulasi. 
Kelas ini mengajak para ibu dan calon ibu untuk terus belajar bagaimana mendidik anak dengan mudah dan menyenangkan. 
Disampaikan dalam 12 kali tatap muka dengan berbagai tantangan setiap bulannya."

Tiap bulannya peserta akan dapat materi. Jadi 1 bulan satu materi dan ada PRnya juga. PRnya berupa tantangan untuk menerapkan materi yang didapat selama minimal 10 hari berturut-turut.

Yang berhasil akan dapat badge. Peserta harus mengumpulkan badge ini supaya bisa lulus kelas Bunda Sayang dan naik ke kelas berikutnya yaitu Bunda Produktif.

Salah satu badge yang pernah saya dapat.

Kalau kelas saya nih baru sampai materi 4. Alhamdulillah saya sudah mengumpulkan 3 badge dasar. Semoga untuk materi ke 4 bisa dapat badge yang lebih baik he he. Tiap materi alhamdulillah bermanfaat banget untuk saya. 

Di materi ke 8 nanti topiknya adalah tentang Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini. Dan kalau tiba waktunya topik ini, kayaknya saya bakal ngumpul tugas lewat google drive aja. Kenapa? Biar yang baca cuma fasilitator dan member kelasnya aja ha ha.

Kalau dibaca banyak orang ntar dikomen gimana-gimana gitu (GR banget siiiih). Topik finansial agaknya sensitif banget he he. Atau dasarnya netizen jaman now memang suka sensi hi hi. Kamu juga netizen Indonesia, Ma!!! Iya deeeeh.

Jadi akhir-akhir ini lagi ramai di timeline FB tentang seorang ibu yang mengupload ilustrasi pengeluaran per bulan dengan penghasilan Rp 2,5 juta. Statusnya jadi viral dan banyak yang komen julid pemirsaaaah!!!

Gambar: pixabay.com

Intinya si mengkritisi ilustrasi yang dibuat si ibu, dan sungguh bikin gemes pengen nimpalin meski cuma ditulis di sini hahay.

"Anak saya 3 mana cukup kalau beras cuma segitu." ya itukan mbak yang anaknya 3, si ibu ini mungkin anaknya baru 1.

"Nggak ada anggaran buat sufor ya?" - mungkin anaknya masih ASI eksklusif.

"Uang rokok saya aja sehari 65ribu." - ebuset, bapak orang apa kereta api uap?

"Kok nggak ada anggaran buat listrik, ongkos, nggak real nih." - siapa tau tinggalnya di mess deket kantor, ga usah bayar listrik ga usah ngongkos.

"Uang popok cuma 60ribu?" - hebat banget si ibunya berarti rajin cuci popok.

"Buat makan cuma 20ribu/hari?" - klopun ga masak, segitu cukup lho buat beli 2 jenis sayur + 2 jenis lauk & cukup buat makan 2 orang dewasa. 

Dan banyak lagilah komentar-komentar lainnya hehe. Ya gitu deh, padahal mah simpel aja ya. Dengan jumlah uang yang sama, kalau dikelola orang yang beda, dengan kebutuhan dan pola hidup yang berbeda, domisilinya beda, ya bisa beda hasilnya.



Gambar: pixabay.com

Ada orang-orang yang memang bisa disiplin dan bagus banget manajemen keuangannya. Dengan jumlah yang menurut kita nggak bakal cukup, ternyata bagi mereka cukup-cukup aja.

Trus pernah nggak sih, saat merasa harap-harap cemas "Udah dihemat-hemat, cukup nggak ya, cukup nggak ya?" Eh ternyata Allah yang cukupkan. Ada aja gitu yang ngirim email "Mbak pembayaran untuk kerjasama ini sudah cair." #alhamdulillah he he.

Jadi lucu atuh kalau kita ngomel-ngomelnya sama si ibu "Mana cukup duit segitu buat makan dan SPP anak saya???" Ya sok atuh Buuu, bikin ilustrasi sendiri dengan kebutuhan dan pemasukan yang beda hehe. Kalau kurang, silakan ngomelnya sama si bapak #eh ahahaha. Daripada ngomel di status orang, mending Nabung Uang Dua Puluh Ribuan aja lho, Bu.

Tapi ada juga kok yang bilang, cukup kok segitu karena di tempat tinggalnya apa-apa murah, apalagi pas belum ada anak atau anak baru 1 dan belum sekolah. 

Trus yang mungkin banyak orang belum tau. Ternyata si ibu peserta kelas Bunda Sayang juga. Dan ilustrasi itu adalah salah satu tugas yang dikumpulkan untuk memenuhi tantangan. Kok tau??? Taulaaah. Kan ada hesteknya #day2 #CerdasFinansial #kuliahbunsayiip #gamelevel8.

Media tulisannya bisa menggunakan blog, medsos, Google Doc, dan disetel publik. Nggak lupa tentu sertakan foto dan tagar sesuai ketentuan.

Coba deh cek IGnya Rayyaan Razqa di @letsplayandlearn, ada kaan postingan-postingan yang pakai tagar serupa. Cuma baru sampai Game Level 4.

Kalau anak masih terlalu kecil dan belum bisa jadi partner ngerjain tantangan, memang yang jadi 'obyek' bisa diri sendiri atau pasangan.

Gambar: pixabay.com

Bagus banget lho ini si ibu sudah belajar tentang kecerdasan finansial dan menerapkannya untuk diri sendiri dan pasangan. Bagusnya ya begitu, ortunya dulu yang belajar dan menerapkan, jadi kan nanti lebih enak kalau ngajari anak buat melek finansial.

Buat yang belum menikah, kelas-kelasnya IIP juga recommended buat diikuti. Biar nggak kayak saya nih, nulis pengeluaran harian aja harus jatuh bangun haha.

Kalaupun menurut sebagian orang ilustrasinya terasa nggak realistis, banyak kekurangan, namanya juga semua member masih belajar gitu lho.

Di kelas juga biasa ada diskusi. Kelar tantangan ada reviewnya. Jadi insyaa Allah ilmu yang didapat bisa jadi bahan perbaikan. Jadi nggak sabar euy mau dapet ilmunya juga.

Baca: Tips Menata Ruang Tamu Mungil dengan Budget Terbatas.

Tapi thanks buat si ibu, saya jadi dapat ilmu juga kan buat materi 8 ha ha. Jadi dari sekarang bisa belajar lagi tentang mengelola keuangan, biar nanti bisa lebih luwes kalau ngajak Rayyaan ngerjain tantangan.

"Bahwasannya Rizki adalah pemberian Allah dan bersyukur atas segala rizki yang diperoleh. 
Anak harus dipahamkan tentang konsep kebutuhan dan keinginan sehingga ke depannya dapat mengelola keuangannya secara pribadi dengan tanggung jawab." - Institut Ibu Profesional

Comments

  1. Kelas online seru neh. Aku baru tahu, jadi pengen ikutan.

    Soal yang 2.5 juta memang ga bisa disamakan ya. Mungkin ibu itu bikin ilustrasi dengan 1 anak. Sebenernya bagi saya saat masih 1 anak juga bisa banget begitu. Yang penting ga ada cicilan dan masih ASI ya. Dan segitu tuh di kampung udah alhamdulillah bangey loh. Aku ngalamin juga.

    ReplyDelete
  2. iya mbak betul.. intinya kita bersyukur aja ya sama yang kita punya.. toh kalo dibilang kurang juga ga bakal ada habisnya, namanya juga manusia :D

    salam kenal :)

    ReplyDelete
  3. Setuju Mbak..tiap orang dan keluarga punya makna kecukupan yang berbeda. Banyak faktor yang akan memengaruhinya.

    Kalau saya sih dana 2,5 juta sih cukup ya...waktu awal menikah , 15 tahun yang lalu. #halah :)

    ReplyDelete
  4. Ooo... Dalam rangka tugas Bunda Sayang ya rupanya postingan itu. Belum nemu aslinya sih, baru lihat beberapa postingan tanggapan saja, hehehe.

    ReplyDelete
  5. Seringkali perdebatan hanya melihat dari kacamata sendiri. Akhirnya jadinya ribut karena saling merasa benar. Padahal yang seperti ini aja bisa didiskusikan bersama, ya :)

    ReplyDelete
  6. Tulisan ini benar-benar mewakilkan perasaanku, Mbak. Beda orang, beda tempat, beda kondisi, beda manajemen, beda juga hasilnya. :)

    Btw aku lagi ikut kelas matrikulasi IIP nih mba, seru banget mengikuti tahapan-tahapan tugasnya, emang bermanfaat banget buat ibu baru kayak aku :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top