Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

8 Domain Kemampuan Kognitif yang Mempengaruhi Gaya Belajar Anak


Hari ini Rayyaan pulang sekolah dengan membawa undangan acara kelulusan TK B di sekolahnya. Kadang rasanya nggak percaya hari-hari Rayyaan di TK B akan segera berakhir dan sebentar lagi sudah mau jadi anak SD! 


Rencanya Rayyaan akan melanjutkan SD di sekolah alam yang sama dengan tempatnya bersekolah sekarang. Bagi saya dan suami, setelah berbagai pertimbangan memang sekolah ini yang sesuai untuk Rayyaan. Bukan berarti sekolah lain di Bandar Lampung nggak bagus lho. Tapi sekali lagi ini sih tentang sesuai nggaknya dengan Rayyaan dan value keluarga kami. 


Meski sudah mendapat sekolah yang metodenya insyaa Allah cocok untuk anak bukan berarti orang tua bisa lepas tangan soal pendidikan anak. Karena biar bagaimana tanggung jawab pendidikan anak itu ya ada di orang tuanya. 

Jadi tetaplah ya orang tuanya perlu banyak belajar tentang pendidikan anak. Salah satunya tentang cara belajar anak. Soalnya kan beda anak beda tuh gaya belajarnya. Mengingat kalau sudah SD nanti kan pasti beda dengan TK. Di SD lebih banyak yang dipelajari, dan sebagai orang tua, saya dan suami juga harus lebih rajin membimbing dan menstimulasi Rayyaan di rumah. 

Ada juga sih kekhawatiran, takut nggak sabar ngajarin anak. Kadang beberapa orang suka curcol bawaanya pengen ngomel aja kalau lagi ngajarin anak di rumah. Wah saya bakal kayak gitu nggak ya? Ha ha.


Karena itu saya juga merasa harus mempersiapkan diri nih. Kalau anak kelihatan nggak enjoy belajar, kira-kira kenapa ya? Apa mungkin cara kita ngajarin anak tuh nggak sesuai sama gaya belajar si anak? Makanya anak malah jadi kesulitan dan nggak enjoy. 

Baru-baru ini saya membaca tentang 8 Domain Kemampuan Kognitif yang Mempengaruhi Gaya Belajar Anak. Meski belum lama tau, boleh ya saya share juga di blog ini. Supaya makin lekat ilmunya plus mudah buat dibaca ulang. 

1. Verbal Comprehension (Gc)


Kemampuan memahami dan mengkomunikasikan pengetahuan bernilai budaya, yang mencakup kedalaman dan keluasan baik secara deklaratif dan keahlian, seperti bahasa, kata, dan pengetahuan umum.

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dengan pemahaman, setelah membaca instruksi anak masih bingung apa yang harus dilakukan. 

2. Fluid reasoning (Gf)


Kemampuan untuk memecahkan masalah baru yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan kebiasaan, skema, dan naskah yang sebelumnya pernah dipelajari.

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dalam pemecahan masalah baru yang masih asing baginya.

3. Short-term working memory (Gwm)


Kemampuan untuk menjaga dan memanipulasi informasi dalam perhatian aktif. 

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dengan memori kerja jangka pendek dan kehilangan informasi dengan cepat.

4. Long-term retrieval (Gi)


Kemampuan untuk belajar dan mengkonsolidasikan informasi baru selama periode waktu, diukur dalam hitungan menit, jam, hari, dan tahun.

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dengan pengambilan memori jangka panjang. Kesulitan mengingat sesuatu meskipun telah mempelajarinya sebelumnya.

5. Visual-spatial processing (Gv)


Kemampuan memanfaatkan stimulasi citra untuk memecahkan masalah. 

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dengan pengolahan spasial visual. Sulit baginya untuk mengolah bentuk, wujud, dan gambar.

6. Auditory processing (Ga)


Kemampuan untuk membedakan, mengingat, menjelaskan, dan bekerja secara kreatif pada rangsangan pendengaran yang terdiri dari nada, suara lingkungan, dan unit ucapan.

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan dengan proses pendengaran. Sulit untuk memproses apa yang dikatakan teman dan gurunya terutama saat ada gangguan.

7. Processing speed (Gs)


Kemampuan untuk mengendalikan perhatian yang secara otomatis, cepat, dan lancar melakukan tugas kognitif berulang yang relatif sederhana.

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan memproses informasi. Selalu kehabisan waktu menyelesaikan tugas karena sulit mengolahnya bahkan untuk tes mendasar. 

8. Retrieval Fluency (Gr)


Kedalaman, keluasan, dan penguasaan pengetahuan deklaratif dan prosedural yang spesifik (pengetahuan yang tidak dimiliki semua orang). 

Ciri anak yang punya kendala dalam domain ini: kesulitan mengambil kedalaman, keluasan, hingga proses prosedural suatu masalah.

Tiap anak memiliki kemampuan kognitif yang unik dan tidak bisa dilabeli sebagai pintar atau bodoh. Karena tiap anak memiliki kekuatan dan kelemahan di domain kognitifnya masing-masing. Karena itu akan lebih mudah bagi anak untuk belajar kalau orang tua tahu di mana letak kesulitan anak. Di sinilah pentingnya memahami bagaimana masing-masing anak belajar. 


Bagi orang tua dan juga guru, ada informasi yang berguna nih tentang tes untuk memetakan kemampuan kognitif anak dan mengidentifikasi bagaimana cara belajar anak yang paling efektif. Selain melalui pengamatan di keseharian anak, orang tua dan guru bisa memanfaatkan AJT CogTest yang dikembangkan khusus untuk siswa di Indonesia. 

Tim akademisi dari Fakultas Psikologis Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan PT. Melintas Cakrawala Indonesia melakukan penelitian selama 5 tahun untuk memetakan kondisi dan kebutuhan kognitif siswa di Indonesia mulai dari usia 5 hingga 18 tahun. 
Test ini mengacu pada teori kecerdasan Catell-Horn-Caroll yang dikenal sebagai model CHC. Tes kognitif ini akan memetakan kecerdasan anak berdasarkan 8 domain yang saya sebutkan di atas. Tesnya sendiri dilakukan oleh psikolog yang  sudah mengikuti pelatihan dan disertifikasi oleh PT MCI.


Manfaat tes ini adalah kita bisa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak berdasarkan 8 kemampuan kognitif yang utama. Dari hasilnya kita bisa mengetahui bagaimana anak belajar, memproses informasi, belajar dari pengalaman, serta menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hasil AJT CogTest ini bisa juga digunakan untuk program pengembangan individu. 

Jenis paket AJT CogTest ada 2:


AJT CogTest Full Scale:


Mengidentifikasi 8 kemampuan kognitif lengkap yang menampilkan profil lengkap kekuatan dan kebutuhan belajar anak.

Biaya Rp 760.000,-

AJT CogTest Comprehensive:


Diperuntukkan ketika seorang anak memerlukan data lebih terperinci untuk dianalisis, psikolog akan merekomendasikan tambahan tes.

Biaya Rp 1.200.000,-

Bagi orang tua dan guru yang ingin lebih mengenali dan mengembangkan potensi anak sejak dini dengan AJT CogTest, bisa mengunjungi www.melintascakrawala.id, atau menghubungi melalui aplikasi WhatsApp di nomor 087883258354.



Comments

  1. Sekolah alam itu asik kyknya, semoga lancar sekolahnya nanti ya

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top