Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Hoax Telur Palsu Beredar (Kembali), Simak Tips Membeli Telur Berkualitas Baik

Hoax Telur Palsu Beredar (Kembali),
Simak Tips Membeli Telur Berkualitas Baik

Apa nih yang lagi marak di timeline Facebook akhir-akhir ini? Agaknya tren berubah terus yaaa. Kalau beberapa waktu lalu yang sedang ramai dibicarakan adalah tentang uang 2,5 juta rupiah untuk kebutuhan selama sebulan (Baca: 2,5 Juta Rupiah dan Pelajaran Tentang Kecerdasan Finansial), sekarang yang heboh adalah telur ayam palsu. Hah? Lagiiiii???


Bukan cuma sekali lho isu tentang telur ayam palsu ini menyerang jagad dunia maya dan membuat ibu-ibu seantero Facebook resah. Apalagi ditambah adanya postingan 'video pembuatan telur palsu'. Di video itu digambarkan beberapa orang pekerja sedang memasukkan 'putih telur' ke cangkang plastik. Prosesnya sih nggak ada higienis-higienisnya... and people freaked out.

Pic: www.pixabay.com
Sebelumnya dua kali saya melihat video yang diposting dua ibu yang berbeda. Mereka berpendapat bahwa telur yang dibelinya palsu dan mengunggah video telur tersebut ke medsos. Banyak juga yang membagikan video tersebut.

Nggak heranlah ya kalau kemudian jadi banyak ibu yang cemas. Soalnya telur kan protein hewani yang harganya terjangkau. Stok telur ayam sering jadi penyelamat kala harus membuat sarapan dalam waktu singkat he he.

Banyak orang yang mengira kalau kuning telurnya itu warnanya lebih oranye dan lebih menul-menul plus nggak gampang pecah, berarti telurnya palsu. Kalau telurnya nggak amis, jangan-jangan telurnya palsu. Kalau bagian putihnya lebih kental (nggak encer), jangan-jangan palsu juga nih. Trus kok kayak ada lapisan putih seperti kertas tipis ya di telurnya? Wah pasti palsu nih. Masak iyaaaaaa???

Pic: www.pixabay.com

Seperti yang saya singgung di atas. Sebenarnya isu telur palsu ini bukan hal baru. Tahun lalu isu serupa juga pernah muncul. Berawal dari seorang warga yang mengira sudah membeli telur palsu berbahan plastik dan karet. Ternyata nih setelah diteliti oleh BPOM, telur tersebut bukan telur palsu melainkan telur yang sudah nggak segar alias sudah rusak. 

Jadi gimana dong biar nggak zonk salah beli telur yang sudah rusak? Kan nggak mungkin kita pecahin dulu baru dibeli. Bisa-bisa diamuk penjualnya iya kan? He he. Ada beberapa tips nih untuk memilih telur ayam berkualitas baik:



1. Pilih telur dengan cangkang bersih bebas dari kotoran. Telur ayam berkualitas baik warnanya cokelat atau cokelat cerah, tapi bukan yang terlalu cerah apalagi sampai putih seperti telur ayam kampung ya.

2. Guncangkan telur secara perlahan. Jika terdengar suara seperti suara koclak, kemungkinan telur itu adalah telur lama dan sudah rusak.

3. Jangan pilih telur yang berbau. Telur yang sudah rusak meskipun masih tertutup cangkang, ternyata baunya bisa tercium dari luar.

4. Rendamlah telur dalam baskom atau gelas tinggi berisi air. Bisa telur berada di dasar gelas dalam posisi tidur, berarti telur itu masih baru.

Jika telur posisinya agak berdiri atau miring, berarti sudah berusia 3-5 hari. Jika posisi telur berdiri, artinya sudah disimpan selama lebih dari 5 hari. Apabila telur melayang atau mengapung artinya telur sudah rusak.

Pic: www.pixabay.com

Jika telur sudah dipecahkan, kita bisa mengamati lebih lanjut nih apakah telurnya masih baru atau sudah lama. Perhatikan beda telur ayam baru dan telur ayam lama ya:

Telur Ayam Baru

1. Batas antara putih telur tebal dan tipis terlihat jelas.
2. Tidak terdapat bercak darah atau benda asing pada putih telur.
3. Bentuk kuning telur bulat dan posisi di tengah di antara putih telur yang bulat.

Telur Ayam Lama

1. Batas antara putih telur tebal dan tipis tidak jelas.
2. Terdapat bercak darah atau benda asing pada putih telur.
3. Bentuk kuning telur tidak bulat dan posisi agak kepinggir.


Nah ternyata apa yang dibilang orang-orang kalau telur yang kuningnya susah pecah, ada lapisan kertasnya, dan nggak berbau amis itu adalah telur palsu, ternyata NGGAK BENAR ya!

Justru kalau telurnya masih baru, ya memang nggak amis, kuningnya menul-menul. Dan telur memang ada lapisan membran tipisnya. Coba deh kalau ngocek telur rebus, ada kaan lapisan tipisnyaa? 

Tapi gimana itu dengan video pabrik telur palsu? Itu lagi buat telur mainan lho saudara-saudara. Jadi yang dibuat memang semacam slime egg gitu. Dijual mulai dari 7.000 sampai 10.000 per buah di market place. Jadi bukan dibuat untuk menipu konsumen ya he he.


Tapi dasarnya penyebar hoax sih ya, pinter banget memainkan perasaan warganet. Videonya dijejerin sama foto inspeksi telur di pasar. Captionnya seolah-olah si bapak berbaju dinas menemukan betul ada telur palsu di pasar.

Padahal mah yaaa, seandainya kita mau meluangkan waktu buat browsing-browsing dulu. Beritanya itu tentang telur yang memang sudah nggak bagus tapi masih dijual di pasaran. Jadi bukan telur palsu. And balik lagi, biar nggak salah beli telur rusak, kita baca dan pratikkan tips membeli telur berkualitas baik.

Kalaupun kita benar-benar menemukan bahan pangan yang kita curigai palsu, sebaiknya jangan buru-buru kita posting di medsos jika belum ada kepastian. Lebih baik kontak BPOM untuk dicek terlebih dulu daripada kita menyebarkan sesuatu yang belum pasti dan menimbulkan keresahan.

Comments

  1. Sejak beberapa hari hoax di muat, saya pun sampai lelah meyakinkan rekan2 yang termakan hoax. Benar2 luar bisa pengaruhnya untuk masyarakat.

    ReplyDelete
  2. Memang lagi heboh nih ya Mbak cerita telur palsu. Saya juga sering lihat di timeline fb.
    Beberapa tips milih telur sudah sering saya praktikkan. Terutama yang nomor 1 & 2. Terbukti berhasil.

    Nice share Mbak Heni..

    ReplyDelete
  3. Lagi pula di luar akal sehat mba. Bagaimana manusia bisa buat cangkang dan isi telor kalo pun ada teknologi nya, otomatis harga nya lebih mahal.. aneh karang ,masyarakat kurang cerdas dalam menyikapi kabar hoax

    ReplyDelete
  4. Iya nih sempat bikin beberapa teman was was juga pas beli telur kemarin itu. Kalau dipikir jadi kasihan sama penjual telur

    ReplyDelete
  5. Moga2 orang2 ini lbh banyak berfikir dulu sebelum nyebarin hoax ya mba. Suja gemes ama netizen yg jari2 tangannya lbh cepet menghakimi drpd otaknya. Hari gini harus lbh banyak membaca supaya ga kemakan hoax

    ReplyDelete
  6. makasih sahringnya tp sebel juga yg nyebar hoax kok ya gak mikir kalau itu gak mungkin

    ReplyDelete
  7. Ulasannya mendalam banget, terimakasih info nya

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top