Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Baby Razqa - 1 Bulan

Baby Razqa - 1 Bulan

Anaknya sudah 50 hari lebih eh tulisan tentang perkembangan di usia 1 bulannya baru dirilis he he. Ada cerita apa ya dari baby Razqa?


Pupnya Sering Bangeeet!

Sampai 4 hari pertama setelah kelahirannya pupnya Razqa masih berupa mekonium, yaitu sisa absorpsi dari ketuban selama bayi masih di dalam rahim. Mulai hari ke lima dan seterusnya baru deh pupnya berwarna kuning. 

Dilihat dari warna dan teksturnya si normal yaitu warna golden feses. Nggak perlu ditunjukkanlah ya fotonya he he. Lagian saya juga nggak pernah iseng foto-foto pupnya si adek ha ha. Dari info yang saya baca, warna golden feses ini artinya Razqa cukup minum ASI baik yang foremilk maupun hindmilknya dan merupakan warna feses yang normal bagi bayi ASI.

Kalau pupnya sering sampai 5-6 kali dan teksturnya cair apakah artinya Razqa diare? Nggak kok, selain warna golden feses dan tekstur feses yang cair itu normal bagi bayi ASI. Kadang yang membuat sering ganti popok itu karena pupnya belum benar-benar tuntas. Pernah juga sedang dibersihkan eh tau-tau Razqa pup lagi.

Baca: Tidur Nyenyak dengan Clodi Little Hippo.

Bengong aja deh Mamanya kalau malam-malam sudah ngantuk-ngantuk, abis pup eh pup lagi. Brut brut brut... Geregetan, geleng-geleng, tapi akhirnya cuma bisa cemol-cemol gemes. Gimana ya, memang begitulah anak bayi ha ha.

Kata Ayah ASI, bayi ASI bisa pup 2-5 kali sehari saat usia 2-8 minggu. Kadang habis nenen pup, habis nenen pup. Yang sabar ya Papa kalau Mama minta uang lagi buat beli popok he he he. 

Kabarnya hal ini membuat beberapa ibu jadi takut memberikan ASI eksklusif ke bayinya, dikira terkena diare. Ternyata bayi ASI kalau pupnya sering itu wajar karena salah satu manfaat ASI adalah ada sifat laksatifnya dan bisa membersihkan saluran pencernaan bayi serta melapisi sel-sel usus halusnya dengan antibodi sehigga insyaa Allah bayi tidak mudah alergi.

Tapi sampai kapan pupnya sesering itu? Alhamdulillah si tepat saat Razqa 1 bulan, pupnya berkurang drastis menjadi 1 kali sehari sampai sekarang. Pernah pup 2 kali sehari tapi sering juga 2 hari baru 1 kali pup.


Berat Badannya Baru Naik 600 Gram Dari Berat Lahir

Nah kesalahan saya adalah tidak menimbang BB Razqa saat pulang dari RS. Berat badan bayi kan biasanya menyusut dulu tuh ya dari berat lahirnya, saya nggak tau susutnya sampai berapa gram (BB lahirnya 3,4 kg).

Mungkin karena faktor pupnya sering dan buanyak, jadi BBnya baru bertambah 600 gram. Jadi gundah gulana deh Mamanya. Sampai akhirnya curhat ke teman yang konselor laktasi dari AIMI Lampung. "Mbak, kok si adek BBnya baru nambah sekian gram ya, dulu Rayyaan sudah nambah lebih dari segini. Pupnya memang masih sering dan banyak."

Dan jawabannya adalah "Mbak, tiap bayi kan beda-beda. Frekuensi pupnya masih normal kok. Disusuin aja lebih sering lagi kalau malam hari, ASInya boleh diperah dulu supaya dapat hindmilk lebih banyak."

Alhamdulillah, pas Razqa usia 1 bulan pupnya hanya 1 kali sehari dan beberapa hari kemudian (tanggal 27 Januari) berat badannya sudah naik dari 4 kg menjadi 4,5 kg. Sabtu 4 Februari kemarin BBnya 5 kg dan hari ni 5,2 kg. Alhamdulillah, semangat terus ya nenennya biar tambah mbul-mbul. Mama nanti aja deh dietnya ha ha.



Sering Gumoh or Muntah?

Rayyaan dulu nyaris tidak pernah gumoh apalagi muntah. Ini dia yang disebut punya anak kedua itu bukan seperti sekedar menyetel kaset lama. Kaseeet? Ketauan deh angkatannya ha ha. Beda bayi memang beda cerita karena kenyataannya memang ada hal-hal yang nggak saya alami dengan Rayyaan dulu eh saya alami saat mengurus Razqa.

Galau deh pas melihat Razqa muntah begitu. Kasian sudah nenen eh muntah. Apalagi waktu itu sedang mengejar berat badan kan. Jadi kepikiran deh Mamanya.

Muntah ini bisa jadi karena cincin otot antara kerongkongan dan lambung tidak menutup dengan sempurna. ASI kembali ke kerongkongan dan muntahlah si baby. Apalagi ukuran lambungnya juga masih kecil. Biasanya saat usia 4-5 bulan cincin otot tersebut sudah lebih kuat. Aamiin...

Baca: Cara Menghilangkan Ruam Popok Pada Bayi.

Yang bisa meredakan kegalauan Mama adalah gumoh dan muntahnya insyaa Allah bukan yang abnormal (berwarna hijau, bayi kesakitan, ada darah, perut bengkak, kulit dan mata kuning, berlangsung terus-menerus atau terjadi setelah bayi jatuh). Pesan dari dokter sehabis nenen bayi harus disendawakan dan kalau digendong jangan digoyang-goyang atau ditimang-timang berlebihan.

Saya sempat juga pantang beberapa makanan karena khawatir penyebab muntahnya adalah alergi dari sesuatu yang saya makan dan berpengaruh ke ASI. Tapi pernah juga cuma makan nasi, tahu, tempe kok masih muntah, Dek? Hu hu hu. 

Berdasarkan pengamatan saya sejauh ini, Razqa muntah karena:
- Kekenyangan, sudah kenyang tapi masih pengen ngenyot terus.
- Tersedak ASI yang terlalu deras (jadi saya susui setelah ASI diowrah sedikit atau Razqa menyusu sambil tengkurap di dada saya).
- Kenyang minum ASI dan tidak langsung disendawakan.
- Kenyang minum ASI dan posisi mendadak berubah jadi miring ke terlentang.
- Mama terlalu banyak makan brownies cokelat, hiks...


No More Bedong-Bedong

Sejak pulang dari RS Razqa jarang dibedong. Kalau dibedongpun nggak terlalu ketat atau cuma sekedar dibungkus longgar supaya hangat. Lemper kali dibungkus segala he he. Rayyaan dulu sesekali masih dibedong sih bahkan pada usia 3 bulan pada malam-malam ia tidak nyenyak tidur. Tapi si adik termasuk yang anteng tidurnya jadi bedong lungsuran kakaknya sudah beberapa waktu hanya dipakai untuk alas perlak saja.

Mulai Jarang Pakai Sarung Tangan Bayi

Rayyaan dulu sampai usia 3 bulan masih saya pakaikan sarung tangan karena hobi ngucek-ngucek wajah dan mata. Aih ini bukan mau membandingkan perkembangan kakak dan adik mana yang lebih pesat lho. Setiap anak kan punya milestone tersendiri. Tapi dulu memang saya masih takut-takut mau menggunting kuku bayi, jadi banyak pakai sarung tangan deh si kakak. 

Adiknya memang jarang kucek-kucek wajah dan saya sudah berani memotong kuku bayi. Kalau cuaca dingin atau kukunya belum dipotong, baru deh dipakaikan. Selain dari itu lepas saja sarung tangannya supaya bisa memegang jari-jari mungilnya Razqa dan supaya kekuatan dan kepekaan jari-jarinya lebih cepat terstimulasi saat menyentuh sesuatu seperti mainan rattlenya.

Baca: Baby Razqa - 0 Bulan.

Ada cerita apalagi ya? Oh ya, Razqa mulai bersuara seperti "Eeeeh" "Aaaah". Ia sudah jarang kagetan tapi insyaa Allah ada respon terhadap bunyi-bunyian. Selain itu kalau saya gerakkan jari saya di atas kepalanya, matanya juga merespon (mengikuti) arah gerakan jari saya.

Wah panjang juga ceritanya si Razqa. Insyaa Allah akan disambung lagi dengan cerita selanjutnya ya, almost 2 months old niiih! Doakan Razqa, Mama, Papa, dan kakak Rayyaan selalu sehat yaaa.

Comments

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top