Heni Puspita

Blogger Mom | Photography Enthusiast | Home Education Facilitator

Nongkrong di Gapura Bambu Pringsewu, Lampung

Nongkrong di Gapura Bambu Pringsewu, Lampung.
Credit Pic: zlendrakehidupan

Setahun terakhir, gambar di atas cukup sering nongol di recent update kontak BBM saya. Siapa lagi yang pakai gambar tersebut kalau bukan orang-orang yang sedang dalam perjalanan ke Pringsewu, Lampung. Ntah untuk pulang kampung atau ada keperluan lainnya. Saya juga pernah beberapa kali pakai gambar ini dan sukses bikin galau teman-teman yang berasal dari Pringsewu he he, maaf ya.

Apakah Pringsewu adalah kampung halaman saya di Lampung? Hmm... Lebih tepatnya sih kampung halaman ibu saya ya. Beliau memang lahir dan besar di Pringsewu. Sementara saya lahir dan besar di Bandar Lampung. Ceritanya sih Almarhum Kakek saya beserta keluarga besarnya (adik-adiknya) bertransmigrasi dari Kebumen ke Lampung. Memang banyak sekali transmigran asal Jawa yang pindah dan akhirnya menetap di Lampung. Tidak heran kalau di Lampung banyak daerah yang namanya berbau Jawa, seperti Pringsewu. Pringsewu sendiri kalau diterjemahkan ke Bahasa Indonesia kurang lebih artinya bambu seribu/seribu bambu.


Pringsewu letaknya 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung. Dulu Pringsewu merupakan bagian dari Lampung Selatan. Pada tahun 1997 Pringsewu dinyatakan masuk ke wilayah Kabupaten Tanggamus. Pada tahun 2008 Pringsewu sah menjadi Kabupaten baru sebagai hasil pemekaran Kabupaten Tanggamus. Pada akhir tahun 2014, Pringsewu punya icon baru nih, yaitu Gapura Selamat Datang yang berbentuk lengkungan bambu. Gapura ini diresmikan pada malam pergantian tahun 2013 ke 2014 oleh Bupati Pringsewu Bapak Sujadi Saddat. Lokasi gapura ini di Pekon Wates, Kecamatan Gading Rejo.

Baca: Enjoying the Greenery in Tabek Indah, Lampung.


Gapura ini bukan hanya sekedar tanda selamat datang saja lho. Di kawasan gapura ini juga ada rest areanya. Terlebih karena Kabupaten Pringsewu dilalui Jalur Lintas Barat Sumatera yang merupakan salah satu jalur tersibuk di Provinsi Lampung. Di kanan kiri gapura dan rest area terdapat hamparan sawah. Asyik kan kalau melepas penat di perjalanan sambil melihat pemandangan sawah. Di rest area juga tersedia musholla kecil untuk umat Muslim yang ingin menunaikan sholat. Tak ketinggalan ada juga toiletnya.



Tapi tak hanya orang yang sedang melakukan perjalanan jauh di Jalur Lintas Barat saja yang ingin mampir ke mari. Tempat ini juga menjadi tempat nongkrong penduduk di sekitarnya, misalnya orang tua yang ingin mengajak anak-anaknya duduk-duduk di pinggir sawah. Banyak juga orang yang berjualan makanan dan minuman ringan. Tidak sedikit juga yang mau foto-foto di dekat gapura ini. Misalnya saya he he. Meski sudah setahun lebih gapura ini diresmikan dan dalam kurun waktu setahun ini saya sudah beberapa kali ke Pringsewu mengunjungi Pakde, Bude dan keluarga lain, tapi baru dua bulan lalu saya sengaja mampir ke gapura ini hi hi. Sambil foto-foto sambil meledek Eyangtinya Rayyaan, "Kalau sudah foto di depan gapura ini baru sah jadi orang Pringsewu he he,". 


Saat pertama kali melihat gapura ini kesan saya adalah simpel tapi bermakna plus pengerjaannya rapi. Pas banget deh memang dengan nama Kabupaten Pringsewu. Gapura inipun ada maknanya. Gapura ini berbentuk 8 bambu (4 di kanan dan 4 di kiri, melengkung dan bertemu jadi satu di tengah-tengah). Artinya Kabupaten Pringsewu terdiri atas 8 kecamatan (sekarang 9 kecamatan). Mahkota Siger sendiri merupakan simbol kebanggaan Provinsi Lampung dan penempatan Siger di tengah-tengah gapura ini mengandung makna bahwa Pringsewu terdiri dari beragam suku. 

Credit Pic: Wikipedia

Oh iya, pada saat peresmian gapura ini ternyata diresmikan juga Tugu Gajah Angkat Barbel di persimpangan Pekon Bulukarto, Kecamatan Gadingrejo. Letaknya sih tidak jauh dari gapuranya. Tapi sayang dua bulan lalu tidak mampir juga ke tugu ini hu hu. Tapi sekalian cerita sedikit yah soal tugu ini. Tugu ini dibangun sebagai tanda bahwa Kabupaten Pringsewu punya prestasi luar biasa di bidang olahraga angkat besi. Orang Pringsewu nggak ada deh yang nggak kenal nama Bapak Imron Rosadi. Lewat Padepokan Gajah Lampungnya, beliau berhasil melahirkan lifter-lifter Indonesia yang mendunia. 

Credit Pic: Wikipedia

Kembali ke gapura dan rest areanya. Kira-kira apa ya yang perlu dibenahi? Kalau menurut saya sih sebaiknya ditambah lagi jumlah tanaman hias di kawasan ini supaya terlihat lebih asri. Kalau dari segi kebersihan, saya lihat tempat ini cukup bersih dan semoga tetap begini ya. Jangan sampai dikotori baik dengan sampah atau ada yang iseng mencorat-coret gapura atau bangunan lainnya, atau bahkan sampai merusaknya. Ntah sebagai penduduk setempat atau pengunjung yang kebetulan melintas, yuk tetap jaga gapura dan rest area di Bumi Jejama Secancanan ini.

Baca: Main Air di Pantai Mutun-Pulau Tembikil, Lampung.


Jejama Secancanan: Bersama-sama saling bergandengan tangan atau dengan kata lain bergotong royong, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.

Sumber:

Imron Rosadi, Guru Para Hercules dari Pringsewu, Lampung.
Kabupaten Pringsewu.
Lambang Kabupaten Pringsewu.
Melihat Lebih Dekat Gapura Bambu Prungsewu (Bagian 3).
Pringsewu, Menemukan Jawa Mini di Pulau Sumatera.

Comments

  1. Gapuranya benar-benar keren dan salut buat yang ngerjain serapi ini. Trus tuh Pringsewu satu daerah sama lawangsewu apa gak.

    Saya setuju untuk sarannya, perlu di tambahan lagi tanaman dan pepohonan biar lebih indah lagi di lihat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ini Mas Arsitek mesti lebih tau he he. Iya nih masih kurang tanaman hiasnya, jadi meski di tepi sawah masih terlihat ada yang kurang. Terasa gersang gitu...

      Delete
  2. Memang pantas klo Pringsewu memisahkan diri dari Tanggamus. Sepengamatan saya, Pringsewu memang lebih maju infrastrukturnya dibanding Kota Agung.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul Mas. Dan sepertinya sudah perlu perlebaran jalan di Pringsewu.

      Delete
  3. Yang aku tahu Pringsewu itu nama rumah makan, ternyata ada kabupaten Pringsewu yah *geografimu dapet nilai berapaa???* hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah itu ngasi nama rumah makannya berdasarkan Pringsewu di Lampung atau di Jawa ya? Atau mungkin kebetulan aja he he

      Delete
  4. Pringsewu kota di Sumatra tetapi dengan rasa jawa tengah,atau biasa disebut juga Jogjanya Lampung.
    Aku bangga lahir & dibesarkan di Pringsewu.Semoga Pringsewu semakin maju & semakin "BERSENYUM MANIS".

    ReplyDelete
  5. Gerbang Pringsewunya kalo malem indah banget ya, cocok tuh buat jalan berdua sama si dia,, hehe

    ReplyDelete
  6. wah msti kesana nih pas mudik, kakek nenek saya asli pringsewu, kalo saya sih udh lahir di jkt hehe

    ReplyDelete
  7. kemarin abis dari pring sewu lampung, tapi kok gak mampir kesitu yaa.. asseem og jadi kepengen balik lgi.. haa

    ReplyDelete
  8. Wah, seindah itukah lampung sekarang, jadi kangen kampung halaman :(

    ReplyDelete
  9. keren bgt gapuranya :D udah modern yak skrg mah, desain gapura aja jadi kece bgtu.. anti-mainstream bgt nih, biasanya kan gapura pake batu bata yg merah2 gtu :D hehe

    ReplyDelete
  10. keren..pengen banget berkunjung ke Pring sewu, teman saya banyak disana. sumatra rasa jawa ya pring sewu

    ReplyDelete

Post a Comment

Silakan berkomentar yang sopan, tapi jangan beri link hidup di postingan ya. Terima kasih sudah berkunjung :)


Hubungi lewat: itshenipuspita@gmail.com
Jangan lupa follow IG @henipuspita29
Twitter @henipuspita29

back to top